Jakarta (Antara Bali) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menginformasikan bahwa kontrasepsi implan satu batang merupakan salah
satu metode yang disukai akseptor.
"Implan dinilai mudah dan efektif," kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Julianto Witjaksono di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan, BKKBN tengah meningkatkan sosialisasi mengenai metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
BKKBN menilai, alat KB berupa pil dan suntik yang bersifat jangka pendek kerap gagal karena banyak akseptor yang putus pakai.
Sementara untuk implan, pemerintah saat ini menjalankan program implan satu batang di sepuluh daerah percontohan, yakni Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Lampung, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.
Sementara itu menurut anggota Dewan Kontrasepsi Asia Pasifik (Asia Pacific Council on Contraception) Prof. Biran Affandi, Sp.OG, penggunaan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, implan, vasektomi dan tubektomi harus lebih banyak digalakkan.
"Kontrasepsi yang bersifat jangka panjang ini adalah kebutuhan utama untuk menekan laju pertambahan penduduk dan juga TFR atau angka kematian ibu," katanya.
"Jika diimplankan secara benar, metode kontrasepsi implan ini memiliki efektivitas sampai 99 persen," katanya.
Sementara itu, salah satu bidan dari daerah percontohan Sumatera Selatan, Widyastuti menambahkan, implan merupakan alat kontrasepsi yang praktis dan mudah dipasang dalam waktu singkat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Implan dinilai mudah dan efektif," kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Julianto Witjaksono di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan, BKKBN tengah meningkatkan sosialisasi mengenai metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
BKKBN menilai, alat KB berupa pil dan suntik yang bersifat jangka pendek kerap gagal karena banyak akseptor yang putus pakai.
Sementara untuk implan, pemerintah saat ini menjalankan program implan satu batang di sepuluh daerah percontohan, yakni Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Lampung, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.
Sementara itu menurut anggota Dewan Kontrasepsi Asia Pasifik (Asia Pacific Council on Contraception) Prof. Biran Affandi, Sp.OG, penggunaan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, implan, vasektomi dan tubektomi harus lebih banyak digalakkan.
"Kontrasepsi yang bersifat jangka panjang ini adalah kebutuhan utama untuk menekan laju pertambahan penduduk dan juga TFR atau angka kematian ibu," katanya.
"Jika diimplankan secara benar, metode kontrasepsi implan ini memiliki efektivitas sampai 99 persen," katanya.
Sementara itu, salah satu bidan dari daerah percontohan Sumatera Selatan, Widyastuti menambahkan, implan merupakan alat kontrasepsi yang praktis dan mudah dipasang dalam waktu singkat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014