Negara (Antara Bali) - Bupati Jembrana, I Putu Artha mendorong ngaben massal tetap dipelihara bahkan dijadikan budaya, karena bisa meringankan beban biaya bagi warga yang keluarganya meninggal dunia.

"Meskipun dilakukan dengan massal, ngaben ini tidak mengurangi makna dari upacara yang dilakukan sesuai dengan dasar agama," katanya, saat menghadiri ngaben massal di Desa Adat Warnasari, Kecamatan Melaya, Senin (30/6) malam.

Karena itu ia memberikan apresisasi positif, terhadap pelaksanaan ngaben massal, yang sudah sering dilakukan di Kabupaten Jembrana.

Dalam upacara ini, menurut Ketua Panitia Ngaben Massal, I Ketut Sumerdika sebanyak 13 warga melakukan upacara ngelungah, 4 ngaben dan 30 peserta nyekah.

Untuk upacara tersebut, panitia memungut biaya berbeda-beda yaitu untuk nyekah Rp2,5 juta, ngaben Rp2 juta dan ngelungah Rp500 ribu.

"Pesertanya tidak hanya dari desa adat sini, tapi juga dari desa adat sekitar, bahkan ada yang dari Sumbawa dan Sulawesi," katanya.

Saat puncak upacara senin malam, Artha memberikan doanya untuk seluruh peserta ngaben massal ini, dengan ditandai menyerahkan dupa kepada masing-masing keluarga.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014