Denpasar (Antara Bali) - Jonatan Edams seorang mahasiswa Universitas Washington, Amerika Serikat yang sedang menyelesaikan program doktor (S3) ikut memainkan gamelan gambang, sebuah musik tradisional Bali yang keberadaannya semakin langka di arena Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-36, Rabu.

"Jonatan Edams sudah setahun berakhir berada di Bali untuk mengadakan penelitian dan pengkajian tentang gambang untuk penulisan desertasi," kata seniman andal I Wayan Sinti MA yang melatih mahasiswa asing tersebut saat menyaksikan kepiawaiannya.

Jonatan Edams bergabung dalam Sanggar Manikasari Jalan Seroja Perum Nindya Indah binaan Wayan Sinti mampu tampil memukau ribuan penonton, termasuk Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Ketut Suastika dan Kepala Taman Budaya Denpasar pada Rabu.

Sebanyak 23 seniman muda menunjukkan kepiawain memainkan gamelan gambang, salah satu musik tradisional Bali yang keberadaannya semakin ditelan zaman.

Pementasan yang berdurasi dua jam itu menampilkan sejumlah gending-gending termasuk karya cipta Wayan Sinti terbaru yang diberi judul "Labrata" kolaborasi musik gambang yang diciptakan oleh seniman Wayan Lotring dan Wayan Beratha.

Alat musik gambang berupa charuk (saron), bentuknya sederhana yang mempergunakan tuning, bilah bambu.

Instrumen musik yang biasanya digunakan untuk kelengkapan ritual pengabelan (pembakaran jenazah) itu diperkirakan sudah ada pada abad ke-11 masehi pada masa pemerintahan Prabu Erlangga yang memerintah Bali dan Jawa Timur.

Alunan instrumen yang khidmat yang disuguhkan anak-anak muda termasuk warga negara asing Jonathan Edam antara lain berjudul Pupuh Manukaba, Panji Marga, malat serta kolaborasi gamelan gambang dengan gamelan Manikasanti.(ADT)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014