Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mengajak masyarakat untuk beramai-ramai mengunjungi acara bertajuk "Pentas Seni Budaya Bali Mandara" yang akan digelar sebulan penuh dari 13 Juli 2014 di Taman Budaya, Denpasar.

"Acara ini merupakan sebuah terobosan agar kesemarakan seni budaya di Taman Budaya (Art Center) Denpasar tidak hanya saat pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) yang memang rutin digelar setiap tahun," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika di Denpasar, Minggu.

Ia mengemukakan, Pentas Seni Budaya Bali Mandara itu akan digelar sehari usai pelaksanaan PKB, yakni dari 13 Juli 2014 hingga pertengahan Agustus 2014. Selanjutnya dari pertengahan Agustus mendatang disambung dengan kegiatan pameran pembangunan serangkaian HUT Provinsi Bali dan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI.

"Tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan PKB, pada pentas seni tersebut akan disajikan berbagai kesenian, mulai yang sifatnya tradisi hingga pengembangan. Nantinya di sana akan disajikan kesenian seperti Sendratari, Joged serta berbagai kesenian kolaborasi," ujarnya.

Setiap harinya, tambah Suastika, direncanakan akan ada dua kali pertunjukan seni yakni pada pagi dan malam hari, termasuk juga dimeriahkan dengan berbagai pameran produk seni dan kuliner. Semua kesenian dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat atau tanpa ada tiket masuk.

"Oleh karena itu, kami berharap di samping masyarakat mengunjungi Pesta Kesenian Bali, juga mengunjungi Pentas Seni Bali Mandara," ujarnya.

Demikian juga dengan para perajin, ucap dia, kalau belum kebagian stan saat PKB, diharapkan dapat menggunakan kesempatan berpameran dalam Pentas Seni Budaya Bali Mandara.

"Untuk Pesta Kesenian Bali sendiri yang tahun ini memasuki usianya ke-36 akan digelar dari 14 Juni-12 Juli 2014 dengan bertemakan `Kertamasa` yang dapat dimaknai sebagai dinamika kehidupan masyarakat agraris menuju kesejahteraan semesta," ucap Suastika.

Di sisi lain, pihaknya sangat berupaya melakukan perbaikan dan inovasi tampilan kesenian maupun layanan pengunjung PKB untuk menjauhkan dari kesan monoton yang kerapkali dilontarkan oleh masyarakat.

"Kami mengajak masyarakat bisa menikmati dan menyaksikan PKB secara utuh. Kalau bisa mencermati, menikmati, dan memahami saya rasa tidak ada yang monoton. Kalau sepotong-sepotong iya kemungkinan terlihat monoton, tetapi jika mau betul menyaksikan gerak tari, pemaknaan, dan juga sajian itu sudah pasti ada perubahan," kata Suastika. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014