Jakarta (Antara Bali) - Politikus Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan pembahasan soal
calon wakil presiden menjadi kunci ada-tidaknya koalisi antara partainya
dan Partai Gerindra menjelang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli
2014.
Nurul pada Diskusi "Membaca Peluang Poros Keempat: Mungkin atau Tidak" yang diadakan Lembaga Kajian Publik Political Communications Institute (Polcomm) di Jakarta, Kamis, menggambarkan pertemuan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang keduanya bakal calon presiden ibarat kakak dan adik.
Ia optimistis pertemuan mereka bisa berbuah koalisi asalkan ada yang mengalah untuk mengambil posisi calon wakil presiden.
Nurul yang juga Wasekjen DPP Partai Golkar olkar Nurul Arifin mengatakan bahwa jika kedua partai itu berkoalisi, bisa saja Prabowo (62 tahun) mengalah untuk Aburizal Bakrie (67 tahun) atau sebaliknya.
"Ada kalanya kakak berkorban untuk adiknya atau adik mengalah pada kakaknya," kata Nurul.
Namun, Nurul menegaskan bahwa pertemuan Aburizal Bakrie dengan Prabowo sifatnya masih cair dan baru sebatas penjajakan.
Partai Golkar dinilai memiliki skenario kedua untuk mengusulkan calon wakil presiden melihat elektabilitas Aburizal Bakrie tidak terlalu dominan sebab parpol tersebut tidak akan keluar dari koridor pemerintahan.
Direktur Polcomm Institute Heri Budianto mengatakan bahwa jika koalisi itu terwujud, mestinya Golkar memberikan "boarding pass" calon presiden kepada Prabowo karena elektabilitas Prabowo lebih baik daripada Aburizal Bakrie.
Jika tiket sudah didapatkan Prabowo, kata dia, Golkar bisa menempatkan kadernya untuk mengisi posisi sebagai cawapres.
Mengenai figur yang bisa diusung, Heri mengusulkan agar memasangkan Prabowo dengan figur muda Golkar.
Ia menilai banyak tokoh muda di Golkar yang pantas diusung sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo, antara lain Priyo Budi Santoso.
"Jika Prabowo Subianto dicalonkan dan Golkar berkoalisi dengan Gerindra, menurut saya Priyo Budi Santoso sangat pas diusung mendampingi Prabowo," kata doktor lulusan Universitas Gajah Mada Yogyakarta itu.
Berdasarkan survei Polcomm pada tanggal 3 April lalu, kata dia, Priyo dinilai publik sangat pantas berpasangan Prabowo Subianto.
Hal itu pun diperkuat dengan survei kualitatif Emrus Corner beberapa hari lalu terkait dengan cawapres dari Golkar yang paling sering diwacanakan media, yakni Priyo. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Nurul pada Diskusi "Membaca Peluang Poros Keempat: Mungkin atau Tidak" yang diadakan Lembaga Kajian Publik Political Communications Institute (Polcomm) di Jakarta, Kamis, menggambarkan pertemuan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang keduanya bakal calon presiden ibarat kakak dan adik.
Ia optimistis pertemuan mereka bisa berbuah koalisi asalkan ada yang mengalah untuk mengambil posisi calon wakil presiden.
Nurul yang juga Wasekjen DPP Partai Golkar olkar Nurul Arifin mengatakan bahwa jika kedua partai itu berkoalisi, bisa saja Prabowo (62 tahun) mengalah untuk Aburizal Bakrie (67 tahun) atau sebaliknya.
"Ada kalanya kakak berkorban untuk adiknya atau adik mengalah pada kakaknya," kata Nurul.
Namun, Nurul menegaskan bahwa pertemuan Aburizal Bakrie dengan Prabowo sifatnya masih cair dan baru sebatas penjajakan.
Partai Golkar dinilai memiliki skenario kedua untuk mengusulkan calon wakil presiden melihat elektabilitas Aburizal Bakrie tidak terlalu dominan sebab parpol tersebut tidak akan keluar dari koridor pemerintahan.
Direktur Polcomm Institute Heri Budianto mengatakan bahwa jika koalisi itu terwujud, mestinya Golkar memberikan "boarding pass" calon presiden kepada Prabowo karena elektabilitas Prabowo lebih baik daripada Aburizal Bakrie.
Jika tiket sudah didapatkan Prabowo, kata dia, Golkar bisa menempatkan kadernya untuk mengisi posisi sebagai cawapres.
Mengenai figur yang bisa diusung, Heri mengusulkan agar memasangkan Prabowo dengan figur muda Golkar.
Ia menilai banyak tokoh muda di Golkar yang pantas diusung sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo, antara lain Priyo Budi Santoso.
"Jika Prabowo Subianto dicalonkan dan Golkar berkoalisi dengan Gerindra, menurut saya Priyo Budi Santoso sangat pas diusung mendampingi Prabowo," kata doktor lulusan Universitas Gajah Mada Yogyakarta itu.
Berdasarkan survei Polcomm pada tanggal 3 April lalu, kata dia, Priyo dinilai publik sangat pantas berpasangan Prabowo Subianto.
Hal itu pun diperkuat dengan survei kualitatif Emrus Corner beberapa hari lalu terkait dengan cawapres dari Golkar yang paling sering diwacanakan media, yakni Priyo. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014