Denpasar (Antara Bali) - Direktur Children Multicultural Center (CMC) Prof Dr Ahmad Sonhadji MA akan tampil sebagai pembicara utama dalam pelatihan pembelajaran multikultural bagi guru sekolah menengah pertama se-Provinsi Bali.
"Kegiatan tersebut akan berlangsung di gedung Natya Mandala kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, 10 Juli 2010," kata Ketua CMC Perwakilan Bali Dr Ni Luh Sustiawati MPd di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu program dari kepengurusan CMC Bali yang terbentuk tahun 2008, guna mencetak anak-anak Indonesia memiliki wawasan kebangsaan yang kuat dan hidup berdampingan secara harmonis.
Selain itu membiasakan sejak anak-anak untuk saling menghormati perbedaan antaretnis, agama, bahasa, budaya, dan wilayah geografis dalam mempertahankan dan memperkokoh NKRI.
Ni Luh Sustiawati yang juga dosen ISI Denpasar itu menambahkan, Prof Dr Ahmad Sonhadji akan membahas secara mendalam konsep pendidikan multikultural dan pembelajaran multikultural (multicultural learning) di kalangan anak didik sejak dini.
"Saya sendiri akan membahas tentang perumusan topik-topik mata pelajaran yang memuat nilai-nilai multikultural, menyusul Prof Dr Anak Agung Gede Agung MPd dengan topik penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran multikultural," ujar Sustiawati.
Selain itu para peserta yang datang dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali juga diajak mengadakan simulasi pembelajaran multikultural.
Kegiatan tersebut sepenuhnya mendapat dukungan dari jajaran ISI Denpasar, bahkan Rektor ISI Prof Dr Wayan Rai S telah menyatakan sanggup membantu kelancaran kegiatan yang dinilai sangat penting itu.
Para guru SMP lewat kegiatan tersebut diharapkan memiliki wawasan pendidikan dan pembelajaran multikultural dan dapat meneruskannya kepada anak didik.
Hal itu perlu dilakukan mengingat lemahnya rasa kebangsaan, persatuan dan kebersamaan di berbagai kalangan. Ini merupakan masalah yang paling krusial yang dihadapi Indonesia dalam beberapa tahun belakangan.
Melalui kegiatan yang dilakukan CMC, diharapkan mampu menumbuhkan sikap saling menghormati perbedaan antaretnis, agama, bahasa, budaya, dan wilayah geografis, harap Ni Luh Sustiawati.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Kegiatan tersebut akan berlangsung di gedung Natya Mandala kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, 10 Juli 2010," kata Ketua CMC Perwakilan Bali Dr Ni Luh Sustiawati MPd di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu program dari kepengurusan CMC Bali yang terbentuk tahun 2008, guna mencetak anak-anak Indonesia memiliki wawasan kebangsaan yang kuat dan hidup berdampingan secara harmonis.
Selain itu membiasakan sejak anak-anak untuk saling menghormati perbedaan antaretnis, agama, bahasa, budaya, dan wilayah geografis dalam mempertahankan dan memperkokoh NKRI.
Ni Luh Sustiawati yang juga dosen ISI Denpasar itu menambahkan, Prof Dr Ahmad Sonhadji akan membahas secara mendalam konsep pendidikan multikultural dan pembelajaran multikultural (multicultural learning) di kalangan anak didik sejak dini.
"Saya sendiri akan membahas tentang perumusan topik-topik mata pelajaran yang memuat nilai-nilai multikultural, menyusul Prof Dr Anak Agung Gede Agung MPd dengan topik penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran multikultural," ujar Sustiawati.
Selain itu para peserta yang datang dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali juga diajak mengadakan simulasi pembelajaran multikultural.
Kegiatan tersebut sepenuhnya mendapat dukungan dari jajaran ISI Denpasar, bahkan Rektor ISI Prof Dr Wayan Rai S telah menyatakan sanggup membantu kelancaran kegiatan yang dinilai sangat penting itu.
Para guru SMP lewat kegiatan tersebut diharapkan memiliki wawasan pendidikan dan pembelajaran multikultural dan dapat meneruskannya kepada anak didik.
Hal itu perlu dilakukan mengingat lemahnya rasa kebangsaan, persatuan dan kebersamaan di berbagai kalangan. Ini merupakan masalah yang paling krusial yang dihadapi Indonesia dalam beberapa tahun belakangan.
Melalui kegiatan yang dilakukan CMC, diharapkan mampu menumbuhkan sikap saling menghormati perbedaan antaretnis, agama, bahasa, budaya, dan wilayah geografis, harap Ni Luh Sustiawati.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010