KM Kelud (Antara Bali) - Direktur Utama PT Pelni Syahril Japarin mengatakan toko-toko di atas kapal Pelni yang mulai diambil alih langsung pengelolaannya mulai awal tahun 2014 memberikan pemasukan sebesar Rp50 miliar.

"Dari semula diserahkan kepada pihak ketiga dan sekarang dikelola sendiri memberikan pemasukan Rp50 miliar dengan sistem lama hanya memberi pemasukan Rp39 miliar. Jadi efisiensi dari kebocoran tersebut sangat besar," ujarnya di atas KM Kelud, Sabtu.

Menurut dia, jika semula dengan sistem lama, dalam satu kali voyage (trip/perjalanan), KM Sinabung hanya memberi pemasukan sebesar Rp8 juta, kini dengan dikelola langsung menjadi Rp150 juta.

Begitupun juga dengan KM Lambobar, dari semula Rp5 juta menjadi Rp95 juta. Ia mengatakan, kultur budaya karyawan dan perusahaan juga ditingkatkan dengan menghindari dan meminimalkan praktik-praktik mencari keuntungan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.

"Langkah pembersihan juga dilakukan terhadap barang-barang yang dinaikkan secara sepihak, tanpa membayar sepeser pun," ujar dia.

Satu tahun lalu, lanjutnya, dermaga pelabuhan yang seharusnya steril justru disesaki oleh puluhan buruh ilegal, yang memaksa menaikkan ratusan koli barang tanpa dokumen ke atas kapal Pelni. Selain buruh ilegal, ia mengatakan, terdapat puluhan buruh perempuan yang menaikturunkan muatan ke atas truk. Kini, kondisi tersebut sudah bisa dihilangkan oleh Pelni.

Sebelumnya, Pelni memperbesar bisnis kargo yang sebelumnya 30 persen menjadi 70 persen agar memperkuat pondasi bisnis dalam menghadapi persaingan usaha ke depan.

"Kami saat ini secara bertahap akan mengubah porsi pendapatan dari penumpang saat ini sebesar 70 persen menjadi 30 persen dengan cara memperbesar bisnis kargo yang sebelumnya 30 persen menjadi 70 persen. Penumpang tetap kami layani dan kualitas pelayanan penumpang terus ditingkatkan," katanya. (M038)

Pewarta: Oleh Azis Kumala

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014