Satelit Mata-mata AS Tak Deteksi Ledakan Terkait MH370

Kamis, 13 Maret 2014 9:05 WIB

Washington (Antara Bali) - Satelit mata-mata Amerika Serikat mendeteksi tidak ada satu pun tanda ledakan di udara ketika pesawat Malaysia Airlines kehilangan kontak dengan menara pengawas udara, kata pejabat AS seperti dikutip AFP.

Pemerintah AS pernah menggunakan jaringan satelitnya untuk mengidentifikasi sinyal panas yang berkaitan dengan ledakan pesawat, namun dalam kasus MH370 tidak ada ditemukan ada ledakan, kata seorang pejabat AS yang meminta namanya tak disebutkan.

Ketiadaan bukti ledakan di udara ini menambah misteri yang menyelimuti nasib Malaysia Airlines MH370 yang hilang sekitar Sabtu pukul 2.30 dini hari setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing.

NBC News adalah media pertama yang melaporkan tidak adanya laporan dari satelit.

Karena tidak ada area khusus yang diidentifikasi satelit, kapal-kapal perang AS yang bergabung dalam upaya penyelamatan di Laut China Selatan tidak dikirimkan ke satu lokasi tertentu untuk mencari puing-puing pesawat, kata pejabat tadi.

"Jika puing-puing itu ditemukan oleh satelit, maka kapal-kapal kami pasti dikirimkan ke titik itu (titik puing pesawat itu ditemukan),” kata seorang pejabat kepada AFP.

Perburuan pesawat Boeing 777 yang hilang itu kini mencakup wilayah seluas 90.000 km persegi.

Menurut pengorganisasi pencarian, satu pool satelit-satelit internasional berbagai negara bergabung dalam upaya pencarian pesawat hilang itu dengan saling berbagi citra yang diambil satelit-satelit pengorbit.

Menurut sejarawan intelijen Jeffrey Richelson, satelit antariksa inframerah milik pemerintah AS pernah mendeteksi ledakan pesawat TWA Penerbangan 800 pada 1996 di Samudera Atlantik, beberapa saat setelah lepas landas dari bandara JFK, New York.

Dalam bukunya "America’s Space Sentinels,"  Richelson menggambarkan jaringan satelit yang awalnya dibangun untuk merelai peringatan dini terhadap peluncuran peluru kendali Uni Soviet.

Kendati sistem satelit "Defense Support Network" ini dibuat untuk mendeteksi sinyal inframerah dari peluru kendali yang diluncurkan, satelit tersebut "terbukti bermanfaat untuk sejumlah hal seperti dalam mendeteksi pesawat yang terbang afterburner (pada pembakaran ulang),  pesawat dalam orbit dan ledakan terestrial/atmosferik, jika intensitasnya cukup,” kata Richelson dalam emailnya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014

Terkait
Terpopuler