London (Antara Bali) - Pelatih Chelsea Jose Mourinho mengeluhkan kebiasaan para pemain
di mantan klubnya Real Madrid yang menghabiskan banyak waktu untuk
bersolek di depan cermin sebelum pertandingan.
Mourinho yang pernah melatih Los Blancos selama tiga musim mengatakan, sebelum kick-off (sepak awal) para pemain Madrid menghabiskan waktu untuk bercermin sementara petugas pertandingan sudah meminta mereka keluar.
"Di Real Madrid, para pemain akan mengantre di depan cermin sebelum pertandingan sementara wasit sudah menunggu mereka di lorong stadion," kata Mourinho dalam wawancara dengan majalah Esquire dilansir dari laman Independent (6/3).
Pelatih The Blues mengakui ia harus beradaptasi dengan kebiasaan itu, sama ketika ia memahami media sosial telah menjadi jaringan komunikasi antara pemain dan fans, sesuatu yang tidak ia alami sebelumnya.
"Itulah masyarakat sekarang. Mereka (berusia) sekitar dua puluh (tahun) dan saya 51 dan jika saya ingin bekerja dengan anak-anak, saya harus memahami dunia mereka," katanya.
"Bagaimana saya bisa menghentikan apa yang pemain saya lakukan di bus, anda bilang apa? Twitter dan hal-hal semacamnya? Bagaimana saya bisa menghentikan mereka jika putri saya dan anak saya melakukan hal yang sama? Saya harus beradaptasi dengan zaman ini," kata pelatih berjuluk The Special One itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Mourinho yang pernah melatih Los Blancos selama tiga musim mengatakan, sebelum kick-off (sepak awal) para pemain Madrid menghabiskan waktu untuk bercermin sementara petugas pertandingan sudah meminta mereka keluar.
"Di Real Madrid, para pemain akan mengantre di depan cermin sebelum pertandingan sementara wasit sudah menunggu mereka di lorong stadion," kata Mourinho dalam wawancara dengan majalah Esquire dilansir dari laman Independent (6/3).
Pelatih The Blues mengakui ia harus beradaptasi dengan kebiasaan itu, sama ketika ia memahami media sosial telah menjadi jaringan komunikasi antara pemain dan fans, sesuatu yang tidak ia alami sebelumnya.
"Itulah masyarakat sekarang. Mereka (berusia) sekitar dua puluh (tahun) dan saya 51 dan jika saya ingin bekerja dengan anak-anak, saya harus memahami dunia mereka," katanya.
"Bagaimana saya bisa menghentikan apa yang pemain saya lakukan di bus, anda bilang apa? Twitter dan hal-hal semacamnya? Bagaimana saya bisa menghentikan mereka jika putri saya dan anak saya melakukan hal yang sama? Saya harus beradaptasi dengan zaman ini," kata pelatih berjuluk The Special One itu. (WDY)
Penerjemah: Alviansyah I.W Pasaribu
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014