Denpasar (Antara Bali) - PT Bakrie Telecom Tbk kuartal pertama 2010 memperoleh pendapatan usaha Rp894 miliar, naik 9,5 persen dibanding periode sama 2009 yang tercatat Rp816 miliar.

"Perkembangan positif lajunya pertumbuhan pelanggan mendorong pencapaian yang lebih baik dalam kinerja keuangan perseroan pada empat bulan pertama," kata Direktur Keuangan PT Bakrie Telecom Tbk Jastiro Abi, dalam penjelasan yang diterima ANTARA di Denpasar, Rabu.

Dilaporkan bahwa sampai akhir Maret 2010, jumlah pelanggan Bakrie Telecom mencapai 11 juta atau tumbuh 37,5 persen dari periode yang sama tahun lalu sekitar 8 juta pengguna Esia.

Dengan pencapaian tersebut, Bakrie Telecom berusaha keras untuk mencapai target 14 juta pelanggan hingga akhir 2010 dan sekaligus mewujudkan visi menjadi operator pilihan masyarakat.

Menurut Jastiro Abi, pendapatan bersih (net revenue) perusahaannya pada kuartal pertama 2010 tersebut mencapai Rp708 miliar, meningkat 7,6 persen dari periode sama 2009 yang tercatat Rp658 miliar.

Laba sebelum pajak, bunga, penyusutan dan amortisasi atau EBITDA (Earnings Before Interest, Tax, Depreciation & Amortization) juga melonjak sebesar 57,3 persen dari Rp236 miliar pada kuartal pertama 2009 menjadi Rp371 miliar pada kuartal pertama 2010.

Sedangkan laba bersih selama kuartal pertama 2010 sebesar Rp29 miliar atau melonjak hingga 407,0 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp6 miliar.

"Berdasarkan pencapaian tersebut, perseroan akan terus menjaga langkah efisiensi, sehingga mampu mempertahankan catatan positif kinerja keuangan," ujar Jastiro Abi.

Langkah efisiensi juga untuk mendukung pengembangan perusahaan yang akan memperluas usaha dengan menyediakan layanan data melalui anak perusahaan, Bakrie Connectivity.

"Di satu sisi kami akan tetap fokus pada pertumbuhan organik perusahaan melalui Bakrie Telecom, bersamaan dengan itu juga agresif menjangkau kebutuhan layanan data melalui Bakrie Connectivity", ucapnya.

Bakrie Telecom juga telah mendapatkan kepercayaan investor internasional melalui dukungan penyediaan dana 250 juta dolar AS dari hasil "global bond".

Dana itu akan dimanfaatkan untuk pembiayaan ulang (refinancing) maupun pengembangan bisnis layanan data pita lebar (broadband). "Tentunya kami ingin memanfaatkan dan sekaligus menjaga kepercayaan ini. Kami akan bekerja keras agar pertumbuhan perusahaan semakin baik," tambah Jastiro Abi.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010