Denpasar (Antara Bali) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bali bertekad ikut mewujudkan daerah tujuan wisata ini bebas dari teroris, dengan berbasis pendekatan kearifan lokal menuju Bali aman, damai dan sejahtera.
"Upaya pencegahan dilakukan sejak dini dengan mengajak masyarakat dan semua pihak meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama," kata Ketua FKPT Bali, I Gede Putu Jaya Suartama di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan pengamalan dan pemahaman nilai-nilai lintas agama itu melalui pendidik formal dan non formal dengan selalu mewaspadai kemungkinan tumbuh dan berkembangnya radikal terorisme yang menyimpang dari ajaran agama.
Selain itu memberdayakan lembaga sosial dan lembaga adat serta menjalin kerja sama dengan semua pihak dalam menguatkan kewaspadaan dan kepedulian sekaligus daya tangkal masyarakat terhadap pengaruh radikal terorisme.
Gede Putu Jaya Suartama yang juga Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali itu menambahkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan peran pemuda, lembaga swadaya masyarakat (LSM), tokoh agama dan adat untuk menguatkan ketahanan masyarakat mencegah radikal terorisme.
Selain itu melakukan penelitian dan pengkajian gejala dan potensi terjadinya radikal terorisme serta mengembangkan model-model pencegahannya.
Tindak lanjut upaya tersebut dalam tahun 2014 akan melakukan pendidikan dan dakwah dengan sasaran semua peserta dapat memahami bahaya radikal terorisme terhadap ancaman kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu melakukan upaya penguatan terhadap para guru pendidik dari seluruh jenjang agar dapat mensosialisasikan bahaya terorisme di sekolah atau perkumpulan sosial lainnya.
Melakukan pelatihan kepemimpinan dan kebangsaan bagi pengurus OSIS di tingkat sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) serta seluruh instansi terkait di kabupaten/kota di Bali, ujar Gede Putu Jaya Suartama. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Upaya pencegahan dilakukan sejak dini dengan mengajak masyarakat dan semua pihak meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama," kata Ketua FKPT Bali, I Gede Putu Jaya Suartama di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan pengamalan dan pemahaman nilai-nilai lintas agama itu melalui pendidik formal dan non formal dengan selalu mewaspadai kemungkinan tumbuh dan berkembangnya radikal terorisme yang menyimpang dari ajaran agama.
Selain itu memberdayakan lembaga sosial dan lembaga adat serta menjalin kerja sama dengan semua pihak dalam menguatkan kewaspadaan dan kepedulian sekaligus daya tangkal masyarakat terhadap pengaruh radikal terorisme.
Gede Putu Jaya Suartama yang juga Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali itu menambahkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan peran pemuda, lembaga swadaya masyarakat (LSM), tokoh agama dan adat untuk menguatkan ketahanan masyarakat mencegah radikal terorisme.
Selain itu melakukan penelitian dan pengkajian gejala dan potensi terjadinya radikal terorisme serta mengembangkan model-model pencegahannya.
Tindak lanjut upaya tersebut dalam tahun 2014 akan melakukan pendidikan dan dakwah dengan sasaran semua peserta dapat memahami bahaya radikal terorisme terhadap ancaman kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu melakukan upaya penguatan terhadap para guru pendidik dari seluruh jenjang agar dapat mensosialisasikan bahaya terorisme di sekolah atau perkumpulan sosial lainnya.
Melakukan pelatihan kepemimpinan dan kebangsaan bagi pengurus OSIS di tingkat sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) serta seluruh instansi terkait di kabupaten/kota di Bali, ujar Gede Putu Jaya Suartama. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013