Denpasar (Antara Bali) - Nilai-nilai luhur Pancasila yang belum sepenuhnya konsisten diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh warga masyarakat hingga kalangan aparatur negara, menjadi bahasan utama pada Kongres Pancasila yang kedua di Bali, Selasa (1/6).

"Perlu dilakukan kajian lagi guna merumuskan konsep yang menunjang penyadaran dan memperkaya pemahaman atas nilai-nilai Pancasila lewat kongres kedua yang akan digelar di Kampus Unud," kata Joko Pitoyo, panitia pengarah Kongres II Pancasila di Denpasar, Minggu.

Ia menjelaskan, Kongres I Pancasila pada tahun 2009 di kampus UGM Yogyakarta, menghasilkan deklarasi Bulaksumur yang menjadi rujukan berbagai pihak.

"Kami harapkan Kongres Pancasila yang kedua tahun ini mampu merumuskan dan menjawab persoalan mendasar terkait dengan konsistensi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 beserta implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ucap Pitoyo yang juga pengelola Pusat Studi Pancasila UGM.

Kongres tersebut dilatarbelakangi keprihatinan atas kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, yang dinilai masih jauh dari nilai-nilai Pancasila. "Kami berharap ada konsistensi dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945," ujarnya didampingi panitia lainnya seperti Anak Agung Oka Wisnumurti dan Dekan Fakultas Hukum Unud Prof Dr I Gusti Ngurah Wairocana.

"Hasil rekomendasi yang akan dilahirkan dalam Kongres Pancasila kali ini, bakal disampaikan kepada para pengambil kebijakan atau penyelenggara negera. Inilah pandangan kami dari kajian akademis dan diskusi yang juga dilakukan dengan melibatkan ormas, LSM, orpol dan komponen masyarakat lainnya," kata Ketua MKU Unud I Drs Gede Wardana MSi.

Wardana menambahkan, apa yang dihasillan dalam kongres nanti merupakan gerakan moral untuk penataan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan prinsip-prinsip yang berakar pada nilai-nilai Pancasila. Hal itu bisa diteruskan ke MPR dan penyelenggara negara lainnya.

Sebelumnya dari deklarasi Bulaksumur, Yogyakarta, 1 Juni 2009, di antaranya dihasilkan kesepakatan bahwa Pancasila merupakan sistem filsafati terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar negara dan acuan bagi kehidupan bermasyarakat dalam berbangsa dan bernegara.

Pembicara kongres di Gedung Teater Kampus Fakultas Kedokteran Unud, Jalan Sudirman, Denpasar nanti, di antaranya Lukman Hakim Saifuddin (MPR), Dr AB Kusuma (UI), Dr Valina Singka Subekti MSi (UI), Prof Dr Suhartono W Pranoto (UGM), Prof Dr Kaelan (UGM), Prof Dr Ketut Riinjin (UP BGanesha), Prof Dr Katjung Maridjan (UNAIR), Prof Dr Sastrapratedja SJ (STF Driyarkara) dan Prof Tjipta Lesmana (UPH).(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010