Denpasar (Antara Bali) - Taman satwa dan laut "Bali Safari & Marine Park" di Jalan Ida Bagus Mantra kilometer 25, Kabupaten Gianyar, mengajak pengunjung untuk belajar mendaur ulang sampah menjadi barang seni bernilai tinggi.

Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan menggandeng Nyoman Subandi yang dikenal sebagai seniman daur ulang sampah dan pihak Eco Bali, dalam rangka memperingati Hari Bumi yang berlangsung 22 - 25 April 2010.

Di sela-sela kegiatan tersebut, Humas Bali Safari & Marine Park (BSMP) Novielia Tanuwidjaja, Minggu menjelaskan, acara yang menampilkan keterampilan Nyoman Subandi dalam membuat patung dan kerajinan dari bahan sampah itu bertujuan mengedukasi pengunjung mengenai hidup bersih dan hijau atau ramah lingkungan.

"Kegiatan bertema 'Satu Bumi untuk Semua Makhluk Hidup' ini juga untuk mengajak pengunjung belajar mendaur ulang sampah menjadi barang seni yang bernilai tinggi. Pada kesempatan ini pengunjung juga bisa menukar sampah dengan suvenir menarik," katanya.

Selain mengadakan pameran mengenai aktivitas Nyoman Subandi dan program Eco Bali yang banyak mendidik masyarakat untuk memilah dan mendaur ulang sampah, BSMP juga membagi-bagikan kartu pos dan stiker yang menginformasikan mengenai Hari Bumi.

"Melalui kegiatan ini, tim edukasi kami juga menjelaskan mengenai aktivitas taman safari ini dalam mendukung Hari Bumi. Hal itu kami sampaikan saat pengunjung bersafari atau di sela-sela menikmati atraksi satwa," kata Novielia.

Sementara Nyoman Subandi yang juga dikenal sebagai "Mr Rubbish" menjelaskan, dirinya ingin mengajak masyarakat agar menghargai sampah dengan tidak membuangnya di sembarang tempat, apalagi membakarnya.

"Saya ingin mengajak masyarakat untuk tahu bahwa sampah itu berguna, salah satunya untuk membuat barang seni. Saya awalnya dianggap aneh oleh masyarakat karena berkarya dengan menggunakan kertas sampah. Sebelumnya saya ini pematung dari kayu," kata seniman asal Ubud ini.

Ia memulai berkarya dengan memanfaatkan sampah sejak tahun 1995 dan pada 1998 sudah menunjukkan hasil karena banyak wisatawan asing yang berminat. Saat ini, karya-karyanya banyak diminati wisatawan asal Australia, China dan Jepang.

"Saya menjual karya-karya ini sekitar Rp200 ribu atau Rp350 ribu. Untuk masyarakat lokal belum begitu meminati, tapi orang asing yang tahu bahwa ini dari sampah sangat apresiatif," kataya.

Dalam karyanya itu, Nyoman Subandi banyak membuat kerajinan dari tempurung kelapa yang dibentuk menyerupai gajah atau kura-kura. Selain itu ia juga memanfaatkan bahan bekas pembungkus dari janur yang sudah dibuang.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010