Denpasar (Antara Bali) - Paguyuban Sedulur Blitar (Gustar) di Bali mempertahankan budayanya demi menarik minat wisatawan di Pulau Dewata.
"Kami sengaja mempertahankan seni budaya yang ada di Blitar di tengah-tengah masyarakat Bali untuk memperkaya seni, budaya yang ada Pulau Dewata dan sekaligus meningkatkan pariwisata Bali," ujar Sekretaris Gustar Bali Wayan Sudiarsa seusai pementasan di Taman Budaya Denpasar, Kamis.
Pihaknya sudah merancang kolaborsi seni budaya Blitar dengan budaya Bali.
"Tari Barong Kepruk" akan dikolaborasikan dengan "Barong Bangkung" sehingga akan menciptakan suatu kesenian yang manarik.
Kolaborasi tersebut merupakan suatu terobosan sekaligus untuk mempertahankan seni budaya Blitar dan Bali.
Sebelumnya dia pernah melakukan kolaborasi dengan salah satu seniman asal Mengwi, Kabupaten Badung, Agung Sastrawan, namun karena kesibukan masing-masing kerja sama tersebut tidak berlanjut. "Nanti akan kami tindaklanjuti kerja sama tersebut," ucapnya.
Menurut dia, dari 180 kepala keluarga (KK) di Bali yang berasal dari Blitar, Jawa Timur, tersebut tidak semuanya mengembangkan adat budaya daerah asalnya mengingat para anggotanya bukan hanya keturunan Blitar, tetapi ikut serta berkontribusi untuk kemajuan Bali ke depannya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kami sengaja mempertahankan seni budaya yang ada di Blitar di tengah-tengah masyarakat Bali untuk memperkaya seni, budaya yang ada Pulau Dewata dan sekaligus meningkatkan pariwisata Bali," ujar Sekretaris Gustar Bali Wayan Sudiarsa seusai pementasan di Taman Budaya Denpasar, Kamis.
Pihaknya sudah merancang kolaborsi seni budaya Blitar dengan budaya Bali.
"Tari Barong Kepruk" akan dikolaborasikan dengan "Barong Bangkung" sehingga akan menciptakan suatu kesenian yang manarik.
Kolaborasi tersebut merupakan suatu terobosan sekaligus untuk mempertahankan seni budaya Blitar dan Bali.
Sebelumnya dia pernah melakukan kolaborasi dengan salah satu seniman asal Mengwi, Kabupaten Badung, Agung Sastrawan, namun karena kesibukan masing-masing kerja sama tersebut tidak berlanjut. "Nanti akan kami tindaklanjuti kerja sama tersebut," ucapnya.
Menurut dia, dari 180 kepala keluarga (KK) di Bali yang berasal dari Blitar, Jawa Timur, tersebut tidak semuanya mengembangkan adat budaya daerah asalnya mengingat para anggotanya bukan hanya keturunan Blitar, tetapi ikut serta berkontribusi untuk kemajuan Bali ke depannya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013