Denpasar (Antara Bali) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Bali mengharapkan orang tua dan semua pihak peduli terhadap anak-anaknya, sehingga tidak sampai terjadi kasus pelecehan seksual terhadap kaum bocah.
"Semua orang harus peduli dengan anak guna mencegah timbulnya aksi perlecehan seksual," kata Wakil Ketua KPAID Bali Ni Luh Anggreni di Denpasar, Kamis.
Dia mengatakan hal itu menyikapi kejadian pekan lalu, yakni adanya seorang siswa SD berinisial AS (9) di Denpasar yang diperkosa oleh orang tak dikenal.
Adanya aksi bejat tersebut, hingga kini masih mengakibatkan siswa itu menderita trauma.
"Sekarang orang tua harus menjaga anak-anaknya, sehingga kejadian seperti itu tidak terulang lagi, dan ini menjadi pelajaran bagi semua pihak," kata Anggreni yang juga pegiat LSM.
Ia mengatakan, pengawasan selama siswa di sekolah adalah tanggung jawab guru dan sekolah bersangkutan, sedangkan di luar sekolah adalah tanggung jawab orang tua murid.
"Ke depannya diharapkan masing-masing sekolah memiliki tenaga pengaman (satpam). Dengan demikian, jika ada orang tua atau siapa saja yang berniat menjembut seorang siswa di sekolah, diwajibkan melapor kepada satpam," katanya.
Anggreni mengatakan, kegiatan KPAID Bali selama ini terus berupaya untuk melakukan pengawasan terhadap anak-anak, terlebih yang telah menginjak masa remaja, karena pada usia itu sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan sekitarnya.
"Pengawasan siswa tidak bisa semata-mata diserahkan kepada pihak sekolah saja, tetapi orang tua memiliki peranan penting untuk membentuk karakter si anak itu sendiri," ucapnya.
Sementara anggota DPRD Bali Tutik Kusuma Wardani mengharapkan jajaran kepolisian dapat menyelidiki kasus pelecehan yang telah mengorbankan bocah di bawah umur itu.
"Kami harapkan polisi segera dapat menangkap pelakunya," ujar Tutik.
Selain itu, ia juga mengharapkan polisi dapat terus mendalami kasus tersebut, sehingga pelaku bejat berikut kemungkinan jaringannya dapat diungkap semua.
Ia mengimbau warga masyarakat menyikapi kasus yang menimpa siswi itu dengan perasaan yang tidak resah, namun tetap waspada karena selama pelaku masih berkeliaran akan terus melakukan perbuatan jahat yang sama.
"Kami berharap semua pihak waspada dan mengingatkan anak-anaknya untuk tidak mudah terbujuk oleh rayuan 'gombal' pelaku kejahatan," katanya mengharapkan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010