Bandarlampung (Antara Bali) - Aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda masih normal dalam dua bulan terakhir, tapi nelayan dan wisatawan tetap dilarang mendekat dalam radius 1-2 km dari gunung api aktif tersebut.
"Meski dalam dua bulan terakhir gempa vulkaniknya tercatat rata-rata 50, dan umumnya gempa dangkal, namun statusnya belum diubah. Dengan demikian, larangan mendekat dalam radius 1-2 km dari gunung tersebut tetap diberlakukan," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargopancuran, Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi saat dihubungi dari Bandarlampung, Rabu.
Ia menyebutkan kegempaan GAK kadang 13, 18 atau di bawah 100. Meski demikian, pemantauan tidak boleh diabaikan sehubungan statusnya yang sulit diprediksi.
"Kemarin tercatat 112 gempa vulkanik dangkal. Selain itu, juga terlihat asap setinggi 50-100 meter, mungkin terkena hujan saat permukaan gunung tersebut panas," katanya lagi.
Ia kembali menegaskan, meski kegempaan gunung api itu cenderung turun, namun kondisi Gunung Anak Krakatau sulit diprediksi.
"Sehubungan itu, para nelayan, agen perjalanan dan wisatawan diminta untuk tetap mematuhi larangan mendekat ke gunung api aktif di Selat Sunda itu," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Meski dalam dua bulan terakhir gempa vulkaniknya tercatat rata-rata 50, dan umumnya gempa dangkal, namun statusnya belum diubah. Dengan demikian, larangan mendekat dalam radius 1-2 km dari gunung tersebut tetap diberlakukan," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargopancuran, Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi saat dihubungi dari Bandarlampung, Rabu.
Ia menyebutkan kegempaan GAK kadang 13, 18 atau di bawah 100. Meski demikian, pemantauan tidak boleh diabaikan sehubungan statusnya yang sulit diprediksi.
"Kemarin tercatat 112 gempa vulkanik dangkal. Selain itu, juga terlihat asap setinggi 50-100 meter, mungkin terkena hujan saat permukaan gunung tersebut panas," katanya lagi.
Ia kembali menegaskan, meski kegempaan gunung api itu cenderung turun, namun kondisi Gunung Anak Krakatau sulit diprediksi.
"Sehubungan itu, para nelayan, agen perjalanan dan wisatawan diminta untuk tetap mematuhi larangan mendekat ke gunung api aktif di Selat Sunda itu," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013