Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak bidang lingkungan Yayasan Bintang Ghana menyarankan pemerintah daerah di Bali untuk mendampingi aparatur di desa hingga tingkat dusun untuk mengawal pengelolaan sampah berbasis sumber.
“Sehingga merealisasikan kebijakan tanpa kekhawatiran akan kesalahan administrasi maupun temuan penyimpangan dalam penggunaan dana,” kata Direktur Yayasan Bintang Ghana Nyoman Mardika di Denpasar, Bali, Kamis.
Dengan begitu, lanjut dia, pemerintah di tingkat desa dan dusun dapat memberikan dukungan nyata kepada masyarakat melalui bantuan teknis maupun pendanaan.
Khususnya, imbuh dia, untuk mengatasi masalah di perkotaan misalnya di Denpasar yakni kurangnya lahan untuk teba modern atau lubang komposter sampah organik, mahalnya biaya pembuatan teba modern dan ongkos tukang, serta persoalan lain di lapangan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengedepankan kebijakan penanganan masalah sampah berbasis sumber dan kemudian mendorong pembuatan teba modern dan tong edan (komposter).
Di sisi lain juga mulai melakukan penutupan secara bertahap Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Suwung di Denpasar yang rencananya dilakukan pada akhir 2025, yang merupakan pelaksanaan dari Surat Menteri Lingkungan Hidup (LH) RI.
Pihaknya juga mendorong keterlibatan masyarakat sejak masa perencanaan misalnya setelah mendengarkan aspirasi masyarakat.
Di sisi lain, lanjut dia, mitigasi atau penghitungan risiko juga perlu dilakukan agar tidak menimbulkan masalah baru.
Dalam hal kebijakan pelarangan air minum dalam kemasan di bawah satu liter misalnya, ia mengharapkan agar disediakan fasilitas air minum di tempat-tempat publik sehingga memudahkan masyarakat maupun wisatawan melakukan isi ulang tempat air minumnya.
“Alternatif tempat pengganti air minum haruslah yang ramah lingkungan dan bisa didaur ulang,” ujar Mardika.
Sementara itu berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali, per hari rata-rata volume sampah di Pulau Dewata diperkirakan mencapai 3.436 ton, sebanyak 60 persen diantaranya adalah sampah organik dan 17 persen adalah plastik.
Kota Denpasar berkontribusi paling menghasilkan volume sampah rata-rata per hari mencapai 1.005 ton.
Baca juga: OPD Kota Denpasar bangun teba modern tampung sampah organik
Baca juga: Pemkot Denpasar targetkan 5.000 teba modern tangani sampah
Baca juga: Ratusan prajurit Kodam Udayana bersihkan Pantai Lembeng dari sampah
Baca juga: Pemkab Badung tambah 10 incinerator untuk kelola sampah
Baca juga: Pemkab Badung koordinasi penanganan sampah dengan Pemprov Bali
Baca juga: Gubernur Bali jadikan TPA Suwung taman kota usai seluruh sampah diolah
Baca juga: Koster: Pemkot Denpasar siapkan 4.700 teba modern buat tangani sampah
Editor : Widodo Suyamto Jusuf
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2025