Sukabumi (Antara Bali) - Petugas dari PT Persada Angkasa Transportindo, yang melakukan evakuasi serpihan bangkai pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, melakukan evakuasi dengan alat seadanya.

"Medan menuju lokasi jatuhnya pesawat cukup membuat kami kesulitan mengevakuasi serpihan kecil bangkai pesawat, sehingga terpaksa kami hanya dengan menggunakan alat seadanya yang bisa kami ambil dengan tangan," kata koordintor survei PT Persada Angkasa Transportindo, Choirul Anwar kepada Antara, Selasa.

Menurut Anwar, untuk bangkai pesawat yang ukurannya besar pihaknya masih melakukan survei untuk mencari cara mengevakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat, karena dengan kondisi medan yang curam karena terletak di lokasi tebing dan jurang perlu alat khusus dalam melakukan evakuasinya.

Lebih lanjut, bisa saja untuk mempermudah evakuasi pihaknya memotong bagian pesawat agar bisa terevakuasi, tetapi saat ini untuk bongkahan pesawat tersebut belum dilaksanakan karena masih dalam tahap survei. Untuk sementara ini evakuasi hanya serpihan-serpihan kecil pesawat saja.

"Kami berharap evakuasi ini bisa berjalan dengan lancar dan petugas yang melakukan evakuasi dibekali dengan alat keselamatan, karena medan yang berat dan musim hujan khawatir bisa terjadi sesuatu kepada petugas yang tengah melakukan evakuasi," tambahnya.

Sementara, Kepala Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Agus Priambudi mengatakan evakuasi bangkai pesawat ini ditargetkan selesai dalam tiga bulan dari Maret hingga Juni, namun untuk saat ini evakuasi bangkai Sukhoi baru serpihan kecil saja, karena untuk bagian pesawat yang berukuran besar masih dalam survei evakuasi.

"Evakuasi ini merupakan permintaan dari Keduataan Besar Rusia yang menunjuk pihak PT Persada Angkasa Transportindo untuk melakukan evakuasi dan kami pun berharap dalam evakuasi ini tidak mengganggu dan merusak ekosistem di taman nasional," kata Agus. (LHS)

Pewarta: Oleh: Aditya A Rohman

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013