Malang (Antara Bali) - Bulan-bulan menjelang digelarnya pemilihan kepala daerah atau Pilkada di Kota Malang, Jawa Timur, ternyata mempengaruhi minat warga setempat untuk ber-KB atau menjadi akseptor baru.

Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPM) Kota Malang Budi Herwanto, Rabu mengakui, dalam triwulan pertama 2013 ini minat warga daerah itu untuk menjadi akseptor baru masih sangat minim.

"Selain sosialisasi yang memang kami rem dulu, masyarakat juga masih terfokus pada pesta demokrasi yang akan memilih wali kota. Setelah Pilkada kami akan menggenjot kembali sosialisasi dan kami yakin minat masyarakat juga akan pulih kembali," tegasnya.

Jumlah akseptor KB baru di Kota Malang tahun lalu, untuk jenis susuk mencapai 1.013 orang, pil sebanyak 1.246 orang, kondom 292 orang, metode operasi pria (MOP) atau vasektomi 42 orang.

Sedangkan IUD (spiral) mencapai 3.994 orang, metode operasi wanita atau tubektomi 1.004 orang serta suntik sebanyak 8.376 orang. Sementara pada triwulan pertama 2013, akseptor baru masih sangat sedikit, bahkan untuk MOP masih belum ada.

Padahal, katanya, target MOP tahun ini sebanyak 45 akseptor. Namun, sampai tiga bulan pertama belum terealisasi yang seharusnya terealisasi minimal 11 akseptor. Untuk metode KB lainnya, kata Budi, sudah teralisasi melalui beberapa program pemasangan alat KB gratis, namun hasilnya juga belum maksimal. (LHS)

Pewarta: Oleh Endang Sukarelawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013