Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) sebagai upaya menurunkan angka stunting di daerah tersebut.
"Upaya penanganan stunting melalui program GENTING ini melibatkan berbagai pihak melalui sinergi dan kolaborasi," kata Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra dalam rapat koordinasi percepatan penurunan stunting yang digelar di Gedung Wanita Laksmi Graha Buleleng, Senin.
Ia menegaskan penanganan stunting bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan atau Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) semata, melainkan memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan.
"Intervensi harus dilakukan secara terpadu, melibatkan berbagai aspek seperti kesehatan, keluarga, dan perilaku. Oleh karena itu, kita hadirkan seluruh stakeholder hari ini untuk menyamakan persepsi dan menyusun rencana kerja yang lebih cepat dan terukur," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Buleleng serius siapkan kader untuk tangani stunting
Sutjidra juga mengungkapkan keberhasilan kabupaten ujung utara Pulau Dewata tersebut dalam menurunkan angka prevalensi stunting dari 22,05 persen pada 2019 menjadi 6,2 persen pada 2023. Meskipun demikian, upaya terus dilakukan agar Buleleng bisa terbebas dari stunting sepenuhnya.
Salah satu langkah strategis yang diperkenalkan adalah Program GENTING, yang mengajak seluruh pihak untuk menjadi orang tua asuh bagi balita stunting dan keluarga berisiko stunting.
"Melalui gerakan ini, kita ingin memastikan setiap balita mendapatkan akses nutrisi yang cukup, termasuk makanan bergizi, serta dukungan nonnutrisi seperti edukasi, sanitasi, air bersih, dan pemberdayaan keluarga," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga mengapresiasi kerja keras Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa/kelurahan yang telah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat. Ia menegaskan bahwa program percepatan penurunan stunting harus menjadi prioritas dalam perencanaan anggaran daerah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Buleleng I Nyoman Riang Pustaka menyatakan rakor bertujuan untuk memperkuat komitmen lintas sektor, merumuskan rencana kerja yang lebih efektif, serta mengoptimalkan pemanfaatan data keluarga sebagai dasar kebijakan percepatan penurunan stunting.
Baca juga: Pemkab Buleleng edukasi masyarakat turunkan angka stunting
"Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka prevalensi balita stunting di Kabupaten Buleleng telah menurun menjadi 6,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 11,0 persen. Meskipun demikian, masih ada tantangan yang perlu kita hadapi, terutama dalam meningkatkan kehadiran balita di Posyandu," ujar Riang Pustaka.
Rakor tersebut juga menghadirkan berbagai diskusi strategis, termasuk pemaparan dari Wakil TPPS 1 Sekda Suyasa tentang sinergi percepatan penurunan stunting melalui Program GENTING.
Editor : Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2025