Singaraja (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menginstruksikan para pemuka agama Hindu untuk menggelar ritual pembersihan secara niskala di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air di Pantai Segara, Kuta, Bali.

"Para tokoh adat dan agama pasti sudah memikirkan hal itu, karena kepercayaan masyarakat Bali sangat kuat terhadap dunia skala (nyata) dan tidak nyata (niskana) sehingga setiap terjadi musibah tetap terkait dengan prinsip-prinsip tersebut," katanya usai bersembahyang di Merajan Agung Griya Taman Manuaba di Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Minggu.

Mangku Pastika sembahyang di Griya Agung Taman Manuaba didampingi istrinya, Ni Made Ayu Putri, pemuka agama Hindu Ida Pedanda Gede Oka Manuaba, dan para siswa di griya tersebut.

Menurut dia, pembersihan tempat atau lokasi kecelakaan maskapai penerbangan nasional tersebut secara adat dan agama dilaksanakan sesuai nilai-nilai tradisi dan spiritual Bali, untuk memohon petujuk dan keselamatan para pengguna jasa angutan udara di bandara tersebut.

Pelaksaan pembersiahan ini tidak bisa dilakukan sesegera mungkin karena masih harus melihat hari baik sesuai kepercayaan masyarakat Bali, selain juga tetap mempertimbangkan aspek kelancaran transportasi udara dengan tidak mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Ngurah Rai itu.

Sementara itu, terkait dengan kecelakaan tersebut, Pastika belum bisa mengambil langkah lebih lanjut dan masih menunggu hasil penyelidikan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk bisa ditindaklanjuti lebih mendalam.

Seperti halnya tragedi Bom Bali 2002 yang merenggut banyak nyawa orang yang tidak berdosa, setelah kejadian tersebut selesai diproses secara hukum, maka pemerintah melakukan persembahyangan bersama untuk membersihkan lokasi termasuk Pulau Bali dari ancaman marabahaya lainnya.

Lion Air jurusan Banjarmasin-Bandung-Denpasar yang mengangkut 95 penumpang dewasa, tiga anak-anak, satu bayi, dan tujuh awak tergelincir di ujung barat landasan pacu Bandara Ngurah Rai dan jatuh di Pantai Segara, Sabtu (13/4) pukul 15.35 Wita.

Bagian belakang pesawat yang tinggal landas dari Bandara Hussein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, pada pukul 12.48 WIB itu terbelah dan mengapung di Pantai Segara, Kuta.

Tidak ada korban meninggal dunia dalam musibah dengan nomor penerbangan JT-904 itu. Seluruh penumpang dan awak berhasil dievakuasi oleh nelayan, petugas SAR, dan petugas Polda Bali. (GDE)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013