Jakarta (Antara Bali) - Gejala yang diakibatkan penyakit parkinson dapat dapat dikendalikan secara signifikan dengan penatalaksanaan pengobatan yang tepat, meskipun penyakit itu bersifat kronis progresif, kata seorang akademisi.

"Pengobatan pada penyakit parkinson tidak bisa menghilangkan penyakit sepenuhnya, namun penanganan yang tepat terhadap penyakit ini akan memperlambat perburukan gejala secara bermakna dan membuat kehidupan pasien menjadi lebih baik," kata Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia dr Diatri Nari Lastri pada diskusi media bertema "Seni Parkinson: Saya dan Keluarga" di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan, parkinson adalah suatu penyakit degenerasi saraf yang progresif yang disebabkan oleh gangguan pada otak di bagian ganglia basalis, di mana terjadi kematian sel substansia nigra yang mengandung dopamin.

Dopamin merupakan suatu bahan kimia neurotransmiter yang bermanfaat untuk mengantarkan sinyal berupa impuls listrik di sepanjang jalur saraf motorik untuk menggerakkan otot-otot tubuh.

Pada penyakit parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit.

"Gejala utama penyakit parkinson biasanya adalah gemetar (tremor), kekakuan lingkup gerak sendi (rigiditas), melambatnya seluruh gerakan motorik (bradikinesia), dan ketidakseimbangan postur tubuh," ujar Diatri.

Sekjen pengurus PERDOSSI itu memaparkan bahwa penatalaksanaan pengobatan parkinson setidaknya meliputi empat jenis penanganan, antara lain terapi medik atau farmakologi, terapi fisik (fisioterapi), terapi psikis (psikoterapi), dan operasi (surgical). (IGT)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013