Mataram (Antara Bali) - Majelis Ulama Indonesia Nusa Tenggara Barat menyarankan semua hotel dan restoran setempat menggunakan produk lokal yang telah bersertifikat halal guna melindungi para konsumen terutama yang beragama Islam.
Ketua MUI NTB H Syaiful Muslim di Mataram, Jumat, mengatakan hotel dan restoran di daerah ini menggunakan banyak produk luar yang belum jelas kehalalannya terutama untuk makanan dan minuman, ini merugikan konsumen.
"Saya sempat kaget ketika melihat bahan-bahan yang digunakan di salah satu hotel di Mataram semua bahan masakan menggunakan produk luar. Karena itu saya menyarankan agar mencari pengganti bahan serupa dari produk lokal yang telah memiliki label halal," ujarnya.
Ia mengatakan, bahan baku berupa beras dan sayur-sayuran tidak ada masalah, karena dijamin kehalalannya, tetapi yang diragukan adalah bahan dari luar yang belum jelas kehalalannya. Ini perlu mendapat perhatian semua pihak.
Menurut dia, saat ini semua produk dibuat sesuai selera konsumen mulai dari makanan, minuman hingga produk kosmetik. Ini perlu diwaspadai kehalalannya, karena kalau dibuat dari bahan yang tidak halal ini merugikan komsumen. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Ketua MUI NTB H Syaiful Muslim di Mataram, Jumat, mengatakan hotel dan restoran di daerah ini menggunakan banyak produk luar yang belum jelas kehalalannya terutama untuk makanan dan minuman, ini merugikan konsumen.
"Saya sempat kaget ketika melihat bahan-bahan yang digunakan di salah satu hotel di Mataram semua bahan masakan menggunakan produk luar. Karena itu saya menyarankan agar mencari pengganti bahan serupa dari produk lokal yang telah memiliki label halal," ujarnya.
Ia mengatakan, bahan baku berupa beras dan sayur-sayuran tidak ada masalah, karena dijamin kehalalannya, tetapi yang diragukan adalah bahan dari luar yang belum jelas kehalalannya. Ini perlu mendapat perhatian semua pihak.
Menurut dia, saat ini semua produk dibuat sesuai selera konsumen mulai dari makanan, minuman hingga produk kosmetik. Ini perlu diwaspadai kehalalannya, karena kalau dibuat dari bahan yang tidak halal ini merugikan komsumen. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013