Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 850 warga akan mengikuti prosesi ritual "Mepandes Massal" atau upacara potong gigi yang diselenggarakan keluarga Puri Agung Satria di Kota Denpasar, Senin (18/3).

"Peserta `Mepandes Massal` ini tidak dikenakan biaya alias gratis. Karena biaya yang mencapai ratusan juta tersebut ditanggung sepenuhnya oleh keluarga Puri Agung Satria Denpasar," kata Ketua Panitia Pelaksana "Pemandes Massal" Made Sura di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan kegiatan ritual ini diikuti dari semua jenjang umur mulai peserta tertua, yaitu seorang wanita berumur sekitar 63 tahun dan peserta termuda berusia 15 tahun.

Menurut Sura, "Mepandes Massal" ini untuk menghemat biaya bagi warga masyarakat. Apalagi sekarang ini harga kebutuhan barang-barang kian meningkat, seperti bawang putih dan bawang merah yang merupakan pendukung sarana dalam pembuatan sesajen dan konsumsi.

Potong gigi massal kali ini, menurut Sura, tingkat upacara sesuai dengan ajaran agama Hindu di Bali tergolong tingkat "madya utama" atau tingkat menengah utama.

Ketua Panitia Potong Gigi Massal Cokorda Alit menegaskan seluruh peserta potong gigi massal sama sekali tidak dipungut biaya.

"Seluruh rangkaian upacara ritual ini sama sekali tidak memungut biaya bagi para peserta yang mendaftar. Kegiatan ini murni swadaya dari dana keluarga Puri Satria, karena ini bagian dari `yadnya` (keikhlasan)," katanya.

Ia mengatakan potong gigi massal tersebut sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh para pendahulu mereka dari Puri Satria.

"Dulu pernah diselenggarakan upacara seperti ini pada tahun 1961 dengan jumlah peserta saat itu sekitar 300 orang. Kami hanya ingin melanjutkan apa yang pernah dibuat oleh para pendahulu kami," ucapnya.

Sementara itu, Humas acara "Mepandes Massal" Nyoman Gde Sudiantara mengatakan pihaknya secara resmi tidak ada mengundang pejabat negara, para politisi dan sebagainya.

"Kami secara resmi tidak mengundang pejabat negara atau pimpinan pemerintah daerah dan ketua partai politik. Kalau mereka mau datang secara pribadi dipersilakan. Karena itu bagian dari toleransi dalam kehidupan berbudaya dan beragama," katanya. (LHS/IGT)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013