Gianyar (Antara Bali) - PT Waterland Agro Food berminat menanam tanaman jenis bioenergi di lahan kritis di Kabupaten Gianyar.
"Tanaman bioenergi, seperti camellia dan tanaman jarak sangat cocok ditanam di lahan kritis," kata Adi Sasono yang membawahi PT Waterland Agro Food Wilayah Asia di Gianyar, Jumat.
Mantan Menteri Koperasi dan UKM itu mengemukakan bahwa tanaman bioenergi merupakan tanaman tahunan musim pendek yang tumbuh dalam jangka waktu 90 hari dengan ketinggian 30-90 centimeter.
"Tanaman itu dapat tumbuh pada lahan marjinal (kritis) karena hanya membutuhkan sedikit curah hujan," kata mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu saat bertemu Bupati Gianyar Anak Agung Bharata.
Menurut Adi Sasono, tanaman jarak merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan
di daerah tropis. "Tumbuhan itu dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek," katanya.
Selain dapat menghasilkan minyak sebagai penganti bahan bakar alternatif, jelas dia, 1 ton buah kering camellia dan jarak kering dalam dapat menghasilkan pakan ternak dan pupuk.
"Keuntungan lain adalah, tanaman ini dapat ditumpangsarikan dengan tanaman lain, seperti serai, lengkuas, jahe, dan kunyit. Tentu hal ini sangat menguntungkan petani," katanya.
Dalam pola kerja sama itu, Waterland akan memberikan biaya pemeliharaan kepada petani, sedangkan hasil panen dibeli oleh Waterland.
"Petani hanya diminta menyediakan lahan. Untuk satu untuk pabrik minimal dibutuhkan lahan sekitar 1.800 are," katanya.
Waterland akan membuat proyek percontohan di wilayah Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.
Sementara itu, Bupati Gianyar Anak Agung Bharata menyambut baik ide yang disampaikan pihak Waterland.
"Selain sangat menguntungkan petani, tanaman bioenergi ini sangat bagus dikembangkan untuk mengatasi menipisnya minyak bumi," katanya. (IPA/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Tanaman bioenergi, seperti camellia dan tanaman jarak sangat cocok ditanam di lahan kritis," kata Adi Sasono yang membawahi PT Waterland Agro Food Wilayah Asia di Gianyar, Jumat.
Mantan Menteri Koperasi dan UKM itu mengemukakan bahwa tanaman bioenergi merupakan tanaman tahunan musim pendek yang tumbuh dalam jangka waktu 90 hari dengan ketinggian 30-90 centimeter.
"Tanaman itu dapat tumbuh pada lahan marjinal (kritis) karena hanya membutuhkan sedikit curah hujan," kata mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu saat bertemu Bupati Gianyar Anak Agung Bharata.
Menurut Adi Sasono, tanaman jarak merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan
di daerah tropis. "Tumbuhan itu dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek," katanya.
Selain dapat menghasilkan minyak sebagai penganti bahan bakar alternatif, jelas dia, 1 ton buah kering camellia dan jarak kering dalam dapat menghasilkan pakan ternak dan pupuk.
"Keuntungan lain adalah, tanaman ini dapat ditumpangsarikan dengan tanaman lain, seperti serai, lengkuas, jahe, dan kunyit. Tentu hal ini sangat menguntungkan petani," katanya.
Dalam pola kerja sama itu, Waterland akan memberikan biaya pemeliharaan kepada petani, sedangkan hasil panen dibeli oleh Waterland.
"Petani hanya diminta menyediakan lahan. Untuk satu untuk pabrik minimal dibutuhkan lahan sekitar 1.800 are," katanya.
Waterland akan membuat proyek percontohan di wilayah Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.
Sementara itu, Bupati Gianyar Anak Agung Bharata menyambut baik ide yang disampaikan pihak Waterland.
"Selain sangat menguntungkan petani, tanaman bioenergi ini sangat bagus dikembangkan untuk mengatasi menipisnya minyak bumi," katanya. (IPA/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013