Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan penggunaan beras analog sagu dalam program makan bergizi gratis guna mendukung ketahanan pangan Indonesia.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, beras analog sagu merupakan sumber alternatif dari karbohidrat yang dapat menjadi bahan utama makanan pokok selain nasi.
"Pasti kita akan usulkan, karena dia (beras analog sagu) juga bisa mendukung ketahanan pangan, dengan menjadikan sagu sebagai sumber atau bahan utama pangan di luar beras," ujar Agus di Jakarta, Senin.
Agus menyebut, sagu merupakan makanan kearifan lokal yang perlu didorong oleh popularitasnya agar menyamai beras pada umumnya.
Baca juga: Badan Pangan Nasional nyatakan sangat mendukung program makan siang gratis
Menurut Agus, hal ini juga sejalan dengan program prioritas utama pada pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka yang menitikberatkan pada ketahanan energi, ketahanan air dan ketahanan pangan.
Lebih lanjut, Agus mengatakan bahwa sagu sangat relevan untuk membantu memperkokoh ketahanan pangan Indonesia.
"Kita harus bisa membantu dengan meletakkan pondasi yang kokoh untuk mewujudkan ketahanan pangan ke depan. Oleh sebab itu, sagu menjadi sangat relevan, yang merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan guna mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia," katanya.
Dari sisi ketahanan energi, Kemenperin juga mengusulkan untuk mengolah sagu menjadi sumber energi terbarukan atau bioetanol.
Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin, kata Agus, telah memiliki data terkait dengan kegunaan sagu terhadap energi terbarukan. Disebutkan bahwa dalam setiap 2,5 hektar lahan sagu, dapat menghasilkan 250 kilo liter bioetanol.
"Pilotingnya sudah ada, itu local wisdom-nya kuat sekali karena nggak ada lagi kekuatan sagu di dunia seperti di Indonesia," ujar Agus.
Baca juga: Gibran Rakabuming Raka akan coba berbagai skema pastikan makan bergizi gratis sukses
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, beras analog sagu merupakan sumber alternatif dari karbohidrat yang dapat menjadi bahan utama makanan pokok selain nasi.
"Pasti kita akan usulkan, karena dia (beras analog sagu) juga bisa mendukung ketahanan pangan, dengan menjadikan sagu sebagai sumber atau bahan utama pangan di luar beras," ujar Agus di Jakarta, Senin.
Agus menyebut, sagu merupakan makanan kearifan lokal yang perlu didorong oleh popularitasnya agar menyamai beras pada umumnya.
Baca juga: Badan Pangan Nasional nyatakan sangat mendukung program makan siang gratis
Menurut Agus, hal ini juga sejalan dengan program prioritas utama pada pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka yang menitikberatkan pada ketahanan energi, ketahanan air dan ketahanan pangan.
Lebih lanjut, Agus mengatakan bahwa sagu sangat relevan untuk membantu memperkokoh ketahanan pangan Indonesia.
"Kita harus bisa membantu dengan meletakkan pondasi yang kokoh untuk mewujudkan ketahanan pangan ke depan. Oleh sebab itu, sagu menjadi sangat relevan, yang merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan guna mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia," katanya.
Dari sisi ketahanan energi, Kemenperin juga mengusulkan untuk mengolah sagu menjadi sumber energi terbarukan atau bioetanol.
Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin, kata Agus, telah memiliki data terkait dengan kegunaan sagu terhadap energi terbarukan. Disebutkan bahwa dalam setiap 2,5 hektar lahan sagu, dapat menghasilkan 250 kilo liter bioetanol.
"Pilotingnya sudah ada, itu local wisdom-nya kuat sekali karena nggak ada lagi kekuatan sagu di dunia seperti di Indonesia," ujar Agus.
Baca juga: Gibran Rakabuming Raka akan coba berbagai skema pastikan makan bergizi gratis sukses
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024