London (Antara Bali) - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) bersama masyarakat dari Nusantara di Belanda menawarkan solusi terhadap persoalan Papua dengan mengelar acara diskusi di Aula Stichting Generasi Baru (SGB) Utrecht, akhir pekan lalu.
Diskusi digelar PPI Belanda dan PPI Utrecht karena merasa prihatin terhadap kondisi Papua yang terus bergolak, demikian panitia penyelenggara Ariyadi Wijaya, Kandidat PhD Utrecht University, kepada Antara London, Selasa.
Disebutkan beberapa waktu lalu, gerombolan bersenjata tidak dikenal telah melakukan penyerangan di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak Jaya, mengakibatkan tujuh aparat keamanan dan empat warga sipil tewas serta puluhan lainnya luka luka.
Diskusi yang dihadiri PPI Utrecht, Richo A. Wibowo dan PPI Belanda, Ridwansyah Yusuf Achmad diawali dengan bedah film documenter Alkinemokiye yang bertemakan kekerasan di Papua dan mengulas konflik berdarah buruh Freeport dengan pihak menejemen.
Dhandy Laksono, sang sutradara film, hadir untuk mengulas hal ihwal film yang dilanjut dengan kajian Cahyo Pamungkas, Antopolog pemerhati konflik Papua dari LIPI dan PhD kandidat Radbound University di Nijmegen. Diskusi menghasilkan beberapa rekomendasi diantaranya mengajak para pemangku kepentingan untuk bersama sama mewujudkan cita cita Papua damai. Dikatakannya untuk itu, perlu direnungkan kembali ucapan Marthin Luther King Jr bahwa kedamaian tidak ditunjukkan dari ketiadaan konflik, melainkan hadirnya keadilan. (*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Diskusi digelar PPI Belanda dan PPI Utrecht karena merasa prihatin terhadap kondisi Papua yang terus bergolak, demikian panitia penyelenggara Ariyadi Wijaya, Kandidat PhD Utrecht University, kepada Antara London, Selasa.
Disebutkan beberapa waktu lalu, gerombolan bersenjata tidak dikenal telah melakukan penyerangan di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak Jaya, mengakibatkan tujuh aparat keamanan dan empat warga sipil tewas serta puluhan lainnya luka luka.
Diskusi yang dihadiri PPI Utrecht, Richo A. Wibowo dan PPI Belanda, Ridwansyah Yusuf Achmad diawali dengan bedah film documenter Alkinemokiye yang bertemakan kekerasan di Papua dan mengulas konflik berdarah buruh Freeport dengan pihak menejemen.
Dhandy Laksono, sang sutradara film, hadir untuk mengulas hal ihwal film yang dilanjut dengan kajian Cahyo Pamungkas, Antopolog pemerhati konflik Papua dari LIPI dan PhD kandidat Radbound University di Nijmegen. Diskusi menghasilkan beberapa rekomendasi diantaranya mengajak para pemangku kepentingan untuk bersama sama mewujudkan cita cita Papua damai. Dikatakannya untuk itu, perlu direnungkan kembali ucapan Marthin Luther King Jr bahwa kedamaian tidak ditunjukkan dari ketiadaan konflik, melainkan hadirnya keadilan. (*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013