Surabaya (Antara Bali) - Sebanyak dua mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen Petra Surabaya mengangkat tema Batik Probolinggo dan Batu Piring Jember untuk bahan karya tugas akhir (TA) yang kedua tema itu mendapat nilai A.
"Saya mengangkat Batik Probolinggo, karena batik dari kota kelahiran itu tergolong baru yakni mulai berkembang sejak tahun 2008, sehingga saya ingin mempromosikan, apalagi Unesco sudah menetapkan batik sebagai warisan dunia tak benda sejak tahun 2009," kata mahasiswa DKV Riyan Wicaksono di Surabaya, Kamis.
Menjelang wisuda di kampus setempat (23/2), mahasiswa peraih IPK 3,3 itu menjelaskan karya TA tentang Batik Probolinggo yang dibuat itu meliputi film dokumenter berdurasi 14 menit, katalog, poster, dan sebagainya.
"Hasil karya TA berjudul 'Perancangan Film Dokumenter Batik Probolinggo' yang mendapat nilai A itu akan saya dedikasikan untuk Dinas Pariwisata Kota Probolinggo, tapi rencananya akan saya serahkan setelah wisuda," katanya.
Ia mengaku banyak mendapatkan informasi tentang Batik Probolinggo itu dari kedua dinas terkait itu. "Saya akhirnya memilih 1-2 dari 10 perajin Batik Probolinggo untuk film dokumenter itu, di antaranya perajin bernama Agus Haryanto," katanya.
Sementara itu, rekannya, Indra Setyadi, menulis karya TA tentang batu piring di Jember dengan judul "Perancangan Buku Esai Fotografi Penambang Batu Piring di Kabupaten Jember" yang mendapat nilai A. (IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Saya mengangkat Batik Probolinggo, karena batik dari kota kelahiran itu tergolong baru yakni mulai berkembang sejak tahun 2008, sehingga saya ingin mempromosikan, apalagi Unesco sudah menetapkan batik sebagai warisan dunia tak benda sejak tahun 2009," kata mahasiswa DKV Riyan Wicaksono di Surabaya, Kamis.
Menjelang wisuda di kampus setempat (23/2), mahasiswa peraih IPK 3,3 itu menjelaskan karya TA tentang Batik Probolinggo yang dibuat itu meliputi film dokumenter berdurasi 14 menit, katalog, poster, dan sebagainya.
"Hasil karya TA berjudul 'Perancangan Film Dokumenter Batik Probolinggo' yang mendapat nilai A itu akan saya dedikasikan untuk Dinas Pariwisata Kota Probolinggo, tapi rencananya akan saya serahkan setelah wisuda," katanya.
Ia mengaku banyak mendapatkan informasi tentang Batik Probolinggo itu dari kedua dinas terkait itu. "Saya akhirnya memilih 1-2 dari 10 perajin Batik Probolinggo untuk film dokumenter itu, di antaranya perajin bernama Agus Haryanto," katanya.
Sementara itu, rekannya, Indra Setyadi, menulis karya TA tentang batu piring di Jember dengan judul "Perancangan Buku Esai Fotografi Penambang Batu Piring di Kabupaten Jember" yang mendapat nilai A. (IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013