Jakarta (Antara Bali) - Dewan Persusuan Nasional menyatakan kenaikan harga daging mendorong peternak susu menyembelih sapi perah mereka untuk dijual ke pasaran.
"Di Jawa Barat saja ada sekitar 46.000 ekor sapi perah yang dipotong, ini berimplikasi pada harga susu yang semakin rendah," kata Ketua Dewan Persusuan Nasional Teguh Boediyana di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, tindakan itu diambil para peternak yang berpikiran pragmatis karena menjual daging sapi dinilai lebih menguntungkan ketimbang menjual susu yang harganya terus merosot.
Teguh juga mengatakan setidaknya pengalihan sapi perah menjadi sapi potong itu telah membuat penurunan sekitar 10-15 persen.
Padahal, kebutuhan susu nasional saat ini masih dipenuhi oleh impor yang mencapai hingga 75 persen atau setara 700 juta dolar per tahun.
"Yang jelas, tahun 2020 kalau tidak ada pembangunan progresif untruk tingkatkan susu lokal, kontribusi susu lokal nasional hanya sekitar 10 persen dari kebutuhan nasional," ujarnya. (*/DWA/IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Di Jawa Barat saja ada sekitar 46.000 ekor sapi perah yang dipotong, ini berimplikasi pada harga susu yang semakin rendah," kata Ketua Dewan Persusuan Nasional Teguh Boediyana di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, tindakan itu diambil para peternak yang berpikiran pragmatis karena menjual daging sapi dinilai lebih menguntungkan ketimbang menjual susu yang harganya terus merosot.
Teguh juga mengatakan setidaknya pengalihan sapi perah menjadi sapi potong itu telah membuat penurunan sekitar 10-15 persen.
Padahal, kebutuhan susu nasional saat ini masih dipenuhi oleh impor yang mencapai hingga 75 persen atau setara 700 juta dolar per tahun.
"Yang jelas, tahun 2020 kalau tidak ada pembangunan progresif untruk tingkatkan susu lokal, kontribusi susu lokal nasional hanya sekitar 10 persen dari kebutuhan nasional," ujarnya. (*/DWA/IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013