Kuta (Antara Bali) - Pengelola hotel di Bali menilai perang tarif antarhotel sebenarnya merugikan bagi para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri yang memanfaatkan jasa akomodasi pariwisata itu karena haknya dikurangi.
    
"Terjadi perang tarif malah merugikan bagi 'costumer' hotel sebab fasilitas yang diperolehnya menjadi berkurang," kata General Manager Grand Istana Rama Hotel Andi Ananto, di Kuta, Senin.

Tarif yang rendah tentu membuat fasilitas yang diberikan oleh hotel pun berkurang kepada para tamunya.

Biasanya hotel yang tarif murah tidak memberikan sarapan pagi, meskipun ada dikurangi standar layanannya.

"Saya contohkan, hotel berbintang empat karena menurunkan harganya pasti memberikan standar layanan layaknya kelas di bawahnya. Hal itu seharusnya tidak boleh terjadi," ucapnya.

Dia mengatakan, tentunya masih ada lagi fasilitas yang tidak dapat dirasakan secara maksimal oleh tamu hotel dan tentunya membuat ketidaknyamanan. (IGT)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013