Pemerintah mendorong produk-produk makanan olahan khususnya hasil laut dapat menembus pasar China pada 2024.

"Kami ingin lebih mendorong produk-produk yang telah diolah dari Indonesia, yang mempunyai nilai tambah, seperti misalnya produk perikanan, rumput laut kemudian tentunya produk-produk pertanian di sini," kata Staf Khusus Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Jona Widhagdo Putri di Fuzhou, provinsi Fujian, China pada Senin (18/3).

Jona menyampaikan hal tersebut pada sela-sela pembukaan "The 4th China Cross-border E-commerce" di kota Fuzhou, provinsi Fujian, China pada 18-20 Maret 2024. Pameran itu bertujuan menunjukkan perkembangan serta inovasi produk dan layanan terkini seperti "platform e-commerce", pergudangan logistik, maupun penyedia layanan teknologi lainnya.

"Kalau kita bicarakan sumber protein yang berasal dari kekayaan maritim Indonesia seperti misalnya ikan, udang, cumi-cumi dan lainnya, mereka di sini sudah mulai memproses produk-produk tersebut menjadi bakso ikan, menjadi nugget ikan, nugget udang dan lainnya untuk kebutuhan konsumen di China tapi juga bukan hanya di China, tapi kita juga bisa masuk ke pasar-pasar di seluruh dunia, karena China saat ini mempunyai 'chain' logistik yang cukup matang," jelas Jona.

Sedangkan di bidang pertanian, Jona menyebut China mengimpor durian senilai sekitar 4 miliar dolar AS pada 2022 dan potensinya bahkan mencapai 10 miliar dolar AS.

"Kita sedang mendorong protokol impor agar durian Indonesia bisa masuk ke pasar China, tentunya orang Indonesia suka durian, dan di China juga sangat suka dengan durian dan potensinya ini bagus untuk bisa menghidupkan para petani-petani dan juga para pengusaha durian dari Sabang sampai Merauke. Kita harus memperkenalkan juga bahwa durian itu bukan bukan hanya dari Malaysia dan Thailand, karena 4 miliar dolar AS yang diimpor oleh China itu rata-rata datang dari negara lain, bukan dari Indonesia," ungkap Jona.



Sedangkan mengenai produk halal, saat produk halal di China juga kebanyakan berasal dari Malaysia, Thailand dan negara lain sehingga Jona menyebut pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah provinsi Fujian untuk mendirikan pusat halal di provinsi tersebut untuk memudahkan produk-produk halal dari Indonesia untuk bisa masuk ke pasar China.

"Misalnya produk bakso ikan yang halal, bakso sapi yang halal, pakaian, garmen, makanan minuman dan lainnya ditunggu-tunggu juga oleh komunitas muslim yang ada di China, jadi harapannya tentunya kita bisa mendorong lebih banyak pengusaha-pengusaha UMKM Indonesia dan difasilitasi dari 'platform e-commerce' yang ada di Indonesia untuk bisa masuk ke pasar China," tambah Jona.

Menurut Jona, pameran tersebut dapat menjadi ajang untuk memperkenalkan "platform e-commerce" dan produk-produk unggulan dari Indonesia termasuk UMKM ke China dan negara lainnya.

"Tentunya kita juga kita ingin 'platform-platform e-commerce' yang ada di Indonesia nanti bisa bekerja sama dengan 'platform' yang ada di China dan juga mendorong lebih banyak lagi produk-produk Indonesia untuk bisa masuk ke China," ungkap Jona.



Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) pada Oktober 2023 terdapat lima negara utama yang mengimpor barang melalui "e-commerce" ke Indonesia.

China tercatat sebagai negara yang paling banyak memasok barang ke "e-commerce" RI yaitu mencapai 61,9 juta dolar AS atau berkontribusi sebesar 24,3 persen pada Mei 2023 dari nilai total barang yang diimpor.

Sedangkan Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi "e-commerce" sepanjang 2023 juga turun dibanding tahun sebelumnya yaitu Rp 453,75 triliun atau turun sekitar 4,7 persen dari 2022 yang mencapai Rp 476,3 triliun.

Penurunan nilai juga dialami transaksi perdagangan Indonesia-China pada 2023 yaitu mencapai 127,9 miliar dolar AS dengan nilai ekspor Indonesia ke China sebesar 64,9 miliar dolar AS atau turun 1,37 persen dibandingkan tahun sebelumnya berdasarkan data Kementerian Perdagangan. Sedangkan Indonesia mengimpor 62,8 miliar dolar AS dari China yang juga turun 7,15 persen dari 2022.

Kementerian perdagangan menyebut banyak potensi pasar yang belum tergarap seperti feronikel, bijih tembaga dan konsentratnya, minyak sawit dan turunannya, produk baja tahan karat setengah jadi, serta bijih aluminium dan konsentratnya. Potensi yang belum tergarap dari produk tersebut sekitar 13,78 miliar dolar AS.

Hadir juga dalam acara tersebut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI Didi Sumedi, Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun, Ketua Kantor Kamar Dagang Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) Garibaldi Thohir dan sejumlah perwakilan dari pengusaha Indonesia antara lain Sekretaris Jenderal KIKT Anthony Akili, Ketua Kadin di Chna Liky Sutikno, perwakilan dari Salim Group Eddy Sanusi, Chief Public Policy and Government Relations Grup GoTo Ade Mulya dan lainnya.


 

Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024