Pertamina Patra Niaga mendirikan bengkel khusus perawatan kapal nelayan tradisional di Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem, Bali, untuk mendukung efektivitas dan memberikan nilai tambah berupa keahlian dan ekonomi untuk nelayan di sekitar wilayah operasi BUMN minyak dan gas itu.
"Kami berharap ini menghadirkan solusi yang semula dirasa sulit untuk perbaikan atau pemeliharaan kapal, menjadi lebih mudah," kata Manager Komunikasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi di Karangasem, Bali, Rabu.
Bengkel berukuran sekitar 6x3 meter itu berlokasi di Jalan Tanah Ampo atau di dekat Dermaga Tanah Ampo dan Terminal Integrasi Manggis yang merupakan unit operasi Pertamina di Kecamatan Manggis, Karangasem.
Di bengkel tersebut sudah disediakan beberapa alat perbengkelan di antaranya kompresor hingga pelumas bekerja sama dengan anak usaha Pertamina, PT Pertamina Lubricants.
Baca juga: Pertamina bina pemahaman budaya kepada anak-anak di Karangasem Bali
Sedangkan mekanik yang bertugas memperbaiki mesin kapal itu merupakan nelayan setempat yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Tanah Ampo, Karangasem.
Nelayan itu sebelumnya mendapatkan pelatihan perbengkelan dari Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Karangasem.
Kepala BLK Karangasem I Komang Eli Kusuma dalam kesempatan tersebut menjelaskan secara bertahap sebanyak 10 nelayan mendapat pelatihan selama dua minggu mulai dari penggantian oli, kinerja mesin atau tune up hingga penggantian bagian mesin.
"Mesin kapal nelayan itu tidak jauh beda dengan mesin otomotif, hanya posisi mesinnya saja yang bersentuhan langsung dengan air laut sehingga perlu penyesuaian dan lebih sederhana dari mesin motor," katanya.
Baca juga: Menko Airlangga jamin tidak ada kenaikan tarif listrik dan BBM
Sementara itu, Ketua Kelompok Nelayan Sanjiwani yang menjadi mewakili KUB Nelayan Tanah Ampo, I Komang Sadra mengapresiasi bantuan tersebut karena selama ini para nelayan mengeluarkan biaya dan waktu yang tak sedikit.
Selama ini, lanjut dia, nelayan Tanah Ampo apabila merawat atau memperbaiki mesin kapalnya harus membawa ke bengkel di kawasan Kusamba, Kabupaten Klungkung yang berjarak sekitar 10 kilometer.
Untuk biaya perbaikan mesin kapal nelayan tradisional yang rata-rata bertenaga 15PK itu, imbuh dia, apabila mengalami masalah bisa menelan sekitar Rp1,5 juta, belum termasuk waktu tempuh dan biaya transportasi.
"Kalau di bengkel sendiri sekarang sekitar beberapa jam, kalau di bengkel yang selama ini misalnya perbaikan mesin itu bisa beberapa hari, jadi ini efektif," ucapnya.
Selain itu, para nelayan setempat juga memiliki kompetensi bisa memperbaiki dan merawat mesin kapal sehingga tarif jasa yang ditawarkan juga menyesuaikan kemampuan nelayan setempat.
Ia menambahkan di Tanah Ampo tercatat sekitar 60 orang nelayan, sebanyak 32 orang di antaranya menjadi anggota KUB Nelayan Tanah Ampo yang membawahi empat kelompok nelayan termasuk Kelompok Sanjiwani.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Kami berharap ini menghadirkan solusi yang semula dirasa sulit untuk perbaikan atau pemeliharaan kapal, menjadi lebih mudah," kata Manager Komunikasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi di Karangasem, Bali, Rabu.
Bengkel berukuran sekitar 6x3 meter itu berlokasi di Jalan Tanah Ampo atau di dekat Dermaga Tanah Ampo dan Terminal Integrasi Manggis yang merupakan unit operasi Pertamina di Kecamatan Manggis, Karangasem.
Di bengkel tersebut sudah disediakan beberapa alat perbengkelan di antaranya kompresor hingga pelumas bekerja sama dengan anak usaha Pertamina, PT Pertamina Lubricants.
Baca juga: Pertamina bina pemahaman budaya kepada anak-anak di Karangasem Bali
Sedangkan mekanik yang bertugas memperbaiki mesin kapal itu merupakan nelayan setempat yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Tanah Ampo, Karangasem.
Nelayan itu sebelumnya mendapatkan pelatihan perbengkelan dari Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Karangasem.
Kepala BLK Karangasem I Komang Eli Kusuma dalam kesempatan tersebut menjelaskan secara bertahap sebanyak 10 nelayan mendapat pelatihan selama dua minggu mulai dari penggantian oli, kinerja mesin atau tune up hingga penggantian bagian mesin.
"Mesin kapal nelayan itu tidak jauh beda dengan mesin otomotif, hanya posisi mesinnya saja yang bersentuhan langsung dengan air laut sehingga perlu penyesuaian dan lebih sederhana dari mesin motor," katanya.
Baca juga: Menko Airlangga jamin tidak ada kenaikan tarif listrik dan BBM
Sementara itu, Ketua Kelompok Nelayan Sanjiwani yang menjadi mewakili KUB Nelayan Tanah Ampo, I Komang Sadra mengapresiasi bantuan tersebut karena selama ini para nelayan mengeluarkan biaya dan waktu yang tak sedikit.
Selama ini, lanjut dia, nelayan Tanah Ampo apabila merawat atau memperbaiki mesin kapalnya harus membawa ke bengkel di kawasan Kusamba, Kabupaten Klungkung yang berjarak sekitar 10 kilometer.
Untuk biaya perbaikan mesin kapal nelayan tradisional yang rata-rata bertenaga 15PK itu, imbuh dia, apabila mengalami masalah bisa menelan sekitar Rp1,5 juta, belum termasuk waktu tempuh dan biaya transportasi.
"Kalau di bengkel sendiri sekarang sekitar beberapa jam, kalau di bengkel yang selama ini misalnya perbaikan mesin itu bisa beberapa hari, jadi ini efektif," ucapnya.
Selain itu, para nelayan setempat juga memiliki kompetensi bisa memperbaiki dan merawat mesin kapal sehingga tarif jasa yang ditawarkan juga menyesuaikan kemampuan nelayan setempat.
Ia menambahkan di Tanah Ampo tercatat sekitar 60 orang nelayan, sebanyak 32 orang di antaranya menjadi anggota KUB Nelayan Tanah Ampo yang membawahi empat kelompok nelayan termasuk Kelompok Sanjiwani.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024