Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan potensi hujan lebat yang akan menerjang mayoritas wilayah di Indonesia pada hari ini yaitu Sabtu (24/2) mulai dari Aceh hingga Papua.

Berdasarkan laman resmi BMKG di Jakarta, Sabtu, daerah yang berpotensi diterjang hujan lebat adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta.

Hujan lebat juga akan menerjang Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua.

Dari banyaknya wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat itu, sebagian besar daerah di antaranya merupakan hujan badai yang disertai kilat dan petir seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, dan Banten.

Intensitas hujan badai ini juga akan menerjang Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Maluku.

Bahkan terdapat beberapa daerah yang hujan badai disertai dengan angin kencang yaitu Aceh, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara dan Papua.

Tak hanya itu, BMKG pun mengingatkan agar waspada dampak bencana angin puting beliung selama musim penghujan di sebagian besar wilayah Indonesia yang diprakirakan berlangsung hingga akhir Februari 2024.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan secara visual puting beliung merupakan fenomena angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai dan biasanya dapat menimbulkan kerusakan di sekitar lokasi kejadian.

“Angin puting beliung terbentuk dari sistem awan penghujan atau cumulonimbus yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem,” katanya.*
 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024