Pemerintah Negeri Tirai Bambu atau China menyebut telah menandatangani sejumlah perjanjian baru untuk kerja sama konservasi panda raksasa dengan sejumlah negara.

"Kami berharap babak baru kerja sama internasional mengenai konservasi panda raksasa antara China dan negara-negara terkait akan semakin memperkaya penelitian ilmiah dalam melindungi panda raksasa dan spesies terancam punah lainnya serta menjalin ikatan yang lebih erat di antara masyarakat kita," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning saat menyampaikan keterangan rutin kepada media di Beijing, China pada Kamis.

Diplomasi panda lazim diartikan sebagai tindakan ketika panda raksasa dikirim ke negara lain sebagai hadiah dari pemerintah China. Tujuan diplomasi panda tersebut untuk membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara lain.

Diketahui pada 2023, China telah menerima kembali 17 panda raksasa dari berbagai negara yakni Jepang, Amerika, Prancis, Belanda, Malaysia, Inggris dan Jerman dan per 2024 tidak ada panda di Amerika Serikat (AS) karena semua dipulangkan.

Terhitung selain panda-panda di AS yang dikembalikan, ada 65 panda yang tersebar di 18 negara termasuk 32 anak panda yang lahir di berbagai negara.

"Kami mengetahui bahwa otoritas China terkait telah menandatangani perjanjian baru dengan Kebun Binatang Madrid di Spanyol dan Kebun Binatang San Diego di AS soal kerja sama konservasi panda raksasa," tambah Mao Ning.

Saat ini, sebut Mao Ning, juga sedang dilakukan konsultasi dengan Kebun Binatang Nasional di Washington DC dan Kebun Binatang Schönbrunn di Austria mengenai kerja sama konservasi panda raksasa.

"Panda raksasa adalah harta nasional China dan mendapat kasih sayang dari orang-orang di seluruh dunia. Sejak tahun 1990-an, China telah melakukan kerja sama konservasi panda raksasa dengan 26 lembaga dari 20 negara untuk meningkatkan kapasitas konservasi dan penelitian panda raksasa," ungkap Mao Ning.

Diplomasi panda, menurut Mao Ning, dapat meningkatkan kerja sama internasional dalam diskusi satwa liar langka dan terancam punah maupun memperdalam persahabatan antara masyarakat China dan negara-negara lain.

Panda-panda raksasa yang sudah pulang ke China antara lain adalah Tian Tian (26), Mei Xiang (25), dan Xiao Qi Ji (3) yang dipulangkan dari Smithsonian National Zoo di Washington DC, AS pada November 2023.

Ada juga Ya Ya (22 tahun) yang pulang pada April 2023 dari Kebun Binatang Memphis, AS.

Sedangkan para panda yang akan pulang ke China adalah Yan Guang dan Tian Tian akan kembali ke China setelah 12 tahun menghuni Kebun Binatang Edinburgh, Inggris sebagai bagian dari kerja sama antara Royal Zoological Society of Scotland (RZSS) dan China Wildlife Conservation Association (CWCA).

Ada juga Xiang Xiang (6) yang lahir di Kebun Binatang Ueno Jepang dan Fubao, anak panda pertama yang lahir di Korea Selatan dan akan dikembalikan ke China pada Maret 2024.

Status seluruh panda adalah pinjaman dari China dengan kontrak yang diperbarui tiap 10 tahun. Biaya peminjamannya 500.000 dolar AS per tahun untuk setiap ekor panda.

Setiap anak panda yang lahir di luar negeri memang harus dikembalikan ke China pada rentang usia 2-4 tahun. Mereka akan dimasukkan ke dalam penangkaran di Chengdu untuk dikembangbiakkan.

Bahkan hubungan China-AS mulai mencair adalah ketika Perdana Menteri China, Zhou Enlai memberikan dua ekor panda bernama Ling Ling dan Xing Xing kepada Presiden AS Ricard Nixon pada 1972.

Semenjak 1972, China menggencarkan kembali diplomasi panda untuk memperbaiki hubungan bilateral terhadap negara-negara Barat khususnya, seperti Jerman, Perancis, Spanyol dan Meksiko.


 

Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024