Jakarta (Antara Bali) - Radar Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mengungkapkan banjir Jakarta 17 Januari  disebabkan seruak angin musim timur laut atau "northeasterly monsoon surge" dari Laut China Selatan yang memasuki Jakarta dan sekitarnya.

"Fenomena ini menyebabkan debit Sungai Ciliwung pada 17 Januari lebih dari 650 m3/detik, sehingga meluap melampaui tanggul, dan menyebabkan banjir di pusat Kota Jakarta," kata Kepala Bidang Teknologi Mitigasi Bencana BPPT Dr Udrekh pada pemasangan dua unit Multi Parameter Radar (MPR) di lapangan Monumen Nasional di Jakarta, Jumat.

Teknologi Radar Cuaca BPPT tersebut mampu memantau pergerakan curah hujan ekstrem dengan resolusi 500 meter (ukuran sel terkecil yang dapat dideteksi) yang datanya dapat disediakan setiap 6 menit. Data ini merupakan dasar penting untuk mendeteksi fenomena ekstrem yang dapat menyebabkan banjir.

Informasi sebaran hujan, intensitas hujan dan informasi pendukung lainnya juga ditampilkan dalam bentuk informasi spasial yang dapat diakses oleh masyarakat dan pengambil keputusan melalui web, sms, smart phone maupun jejaring sosial.

Sistem informasi hujan dan genangan berbasis keruangan yang dinamakan "Sijampang" itu dikembangkan BPPT sejak 2009 dan cukup handal untuk memberikan peringatan dini banjir kepada masyarakat oleh pengambil keputusan, ujarnya. (*/DWA/IGT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013