Solo (Antara Bali) - Sejumlah pedagang makanan khas asal Betawi kerak telur yang marak di acara Sekaten di Alun-alun utara Keraton Surakarta, Rabu, dibanjiri pembeli sehingga omzet penjualan mereka meningkat cukup signifikan.

Ada puluhan pedagang makanan khas Betawi tersebut yang berdagang di Sekaten Surakarta datang bukan asal Betawi, tetapi dari berbagai daerah di Jawa Tengah seperti Kabupaten Wonogiri, Klaten, Karanganyar, Purwodari, dan Rembang.

Para pedagang tersebut, mengaku, makanan khas Betawi kerak telur ini, banyak digemari para pengunjung Sekaten, dan penjualan rata-rata ada kenaikan sekitar 60 persen dibanding hari-hari biasa.

Menurut Yoyon (27), pedagang asal Bulukerto, Wonogiri, ada sekitar 50 pedagang kerak telur yang berjualan di Sekaten Surakarta ini. Mereka datang dari berbagai daerah di Jateng.

Yoyon mengaku mampu menjual sekitar 40 porsi kerak telur per hari dan makanan khas Betawi ini, dijual dengan harga bervariasi yakni Rp10 ribu per porsi menggunakan telur ayam dan Rp15 ribu (telur bebek). "Omzet penjualan saya per hari minimal mencapai Rp400 ribu," katanya.

Widodo (28) pedagang lain asal Wonogiri mengatakan, ada 13 penjual berasal Wonogiri yang menjajakan kerak telur di Sekaten tersebut. Mereka berjualan datangnya rombongan dan dilakukan setiap ada kegiatan seperti Sekaten di Solo ini.

"Kami berjualan kerak telur baru satu tahun, dan pernah sampai di Medan, Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Palembang. Dimana, daerah yang ada kegiatan semacam Sekaten ini," katanya. (*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013