Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 dapat menjadi kontribusi Indonesia sebagai inisiator dalam menangani isu-isu global yang berkaitan dengan kelautan.
Pernyataan tersebut disampaikan Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Sora Lokita dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung secara daring pada Senin.
"Ini adalah sebuah bentuk nyata, idenya dari Indonesia dan inisiatifnya dari Indonesia, kita pimpin dan kita coba jadikan ini sebagai sebuah sumbangsih positif Indonesia ke tataran global khususnya dalam konteks isu-isu kelautan," kata Sora.
Dia menambahkan, sepanjang sejarah Indonesia terus berperan aktif dalam kancah diplomasi terkait dengan isu-isu kelautan global melalui keikutsertaannya dalam berbagai pertemuan internasional, salah satunya saat penyusunan Konvensi PBB tentang Hukum Laut Tahun 1982 yang mengukuhkan prinsip negara kepulauan.
"Kita berhasil mewujudkan prinsip-prinsip negara kepulauan setelah itu kita terlibat dalam beberapa diskusi, tetapi semuanya dalam konteks kita ikut sebuah proses, bukan kita menciptakan dan memimpin prosesnya," kata Sora.
Penyelenggaraan KTT AIS Forum 2023 yang berlangsung di Bali pada 11 Oktober mendatang, dapat menjadi wadah bagi Indonesia untuk menyumbangkan pemikirannya terkait solusi atas tantangan yang dihadapi negara pulau dan kepulauan.
Sora menegaskan KTT AIS Forum 2023 tidak hanya sekadar sebagai sebuah ajang diskusi semata, tetapi juga akan memberikan dampak konkret dalam menjawab tantangan negara pulau dan kepulauan.
Pertemuan bertaraf internasional itu, juga diharapkan dapat menjadi sebuah forum antarnegara pulau dan kepulauan yang berkelanjutan seperti organisasi kawasan yang telah lebih dulu berdiri.
"Salah satu capaian yang diharapkan di KTT nanti adalah bagaimana para pemimpin menyepakati masa depan AIS Forum, bagaimana milestone kita ke depan menjadi sebuah forum organisasi yang berkelanjutan yang memiliki sebuah roadmap kegiatan jangka panjang layaknya organisasi-organisasi yang sudah dewasa di berbagai kawasan," ujar Sora.
Sebagai informasi, KTT AIS Forum 2023 mengundang 51 negara pulau dan kepulauan serta sejumlah organisasi internasional.
Dengan mengusung tema "Fostering Collaboration, Enabling Innovation for Our Ocean and Our Future", pertemuan tersebut akan berfokus kepada tiga aspek penting, yaitu pembangunan ekonomi biru, tantangan perubahan iklim, dan mempererat solidaritas antara negara pulau dan kepulauan.
Baca juga: KTT AIS Forum 2023 di Bali targetkan kehadiran 25 kepala negara
Baca juga: Presiden Jokowi tunjuk Luhut jadi Ketua Penanggung Jawab Substansi KTT AIS
Baca juga: 11 Oktober 2023, Bali jadi tuan rumah KTT AIS atasi empat masalah kelautan
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Pernyataan tersebut disampaikan Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Sora Lokita dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung secara daring pada Senin.
"Ini adalah sebuah bentuk nyata, idenya dari Indonesia dan inisiatifnya dari Indonesia, kita pimpin dan kita coba jadikan ini sebagai sebuah sumbangsih positif Indonesia ke tataran global khususnya dalam konteks isu-isu kelautan," kata Sora.
Dia menambahkan, sepanjang sejarah Indonesia terus berperan aktif dalam kancah diplomasi terkait dengan isu-isu kelautan global melalui keikutsertaannya dalam berbagai pertemuan internasional, salah satunya saat penyusunan Konvensi PBB tentang Hukum Laut Tahun 1982 yang mengukuhkan prinsip negara kepulauan.
"Kita berhasil mewujudkan prinsip-prinsip negara kepulauan setelah itu kita terlibat dalam beberapa diskusi, tetapi semuanya dalam konteks kita ikut sebuah proses, bukan kita menciptakan dan memimpin prosesnya," kata Sora.
Penyelenggaraan KTT AIS Forum 2023 yang berlangsung di Bali pada 11 Oktober mendatang, dapat menjadi wadah bagi Indonesia untuk menyumbangkan pemikirannya terkait solusi atas tantangan yang dihadapi negara pulau dan kepulauan.
Sora menegaskan KTT AIS Forum 2023 tidak hanya sekadar sebagai sebuah ajang diskusi semata, tetapi juga akan memberikan dampak konkret dalam menjawab tantangan negara pulau dan kepulauan.
Pertemuan bertaraf internasional itu, juga diharapkan dapat menjadi sebuah forum antarnegara pulau dan kepulauan yang berkelanjutan seperti organisasi kawasan yang telah lebih dulu berdiri.
"Salah satu capaian yang diharapkan di KTT nanti adalah bagaimana para pemimpin menyepakati masa depan AIS Forum, bagaimana milestone kita ke depan menjadi sebuah forum organisasi yang berkelanjutan yang memiliki sebuah roadmap kegiatan jangka panjang layaknya organisasi-organisasi yang sudah dewasa di berbagai kawasan," ujar Sora.
Sebagai informasi, KTT AIS Forum 2023 mengundang 51 negara pulau dan kepulauan serta sejumlah organisasi internasional.
Dengan mengusung tema "Fostering Collaboration, Enabling Innovation for Our Ocean and Our Future", pertemuan tersebut akan berfokus kepada tiga aspek penting, yaitu pembangunan ekonomi biru, tantangan perubahan iklim, dan mempererat solidaritas antara negara pulau dan kepulauan.
Baca juga: KTT AIS Forum 2023 di Bali targetkan kehadiran 25 kepala negara
Baca juga: Presiden Jokowi tunjuk Luhut jadi Ketua Penanggung Jawab Substansi KTT AIS
Baca juga: 11 Oktober 2023, Bali jadi tuan rumah KTT AIS atasi empat masalah kelautan
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023