Rengat, Riau (Antara Bali) - Suku Talang Mamak di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, masih memiliki tradisi unik acara pernikahan dan "begawai" atau pesta perkawinan tradisional yang potensial dikembangkan sebagai wisata internasional.
"Suku Talang Mamak merupakan suku asli daerah Indragiri Hulu. Kehidupan masyarakatnya masih sangat sederhana, unik dan sering berpindah- pindah. Keunikannya terlihat jelas jelang acara 'begawai' dan pernikahannya," kata Erwandi salah satu tokoh masyarakat Melayu Ingragiri Hulu (Inhu) di Rengat, Minggu.
Menurut dia, mencari dan menelusuri daerah yang ada di Riau mungkin sulit ditemukan suku yang masih terbelakang, namun beda di Inhu, jika mau ditelusuri masih banyak terdapat masyarakat yang mempertahankan pola kehidupan sederhana seperti Suku Talang Mamak. "Suku ini masih mudah ditemui di beberapa tempat, tetapi kalau untuk melihat keunikan pola kehidupan mereka, bisa diperhatikan saat ada acara suku, misalnya pernikahan, begawai, hingga tradisi pengobatan," terangnya.
Untuk sampai ke lokasi ini dibutuhkan waktu lima jam perjalanan dari Ibu kota Provinsi Riau, 15 menit dari pusat kota Rengat. Di sini dapat dilihat berbagai macam bentuk kehidupan masyarakat Suku Talang Mamak mulai dari mereka bertahan hidup hingga Upacara Adatnya.
Masyarakat Talang Mamak masih memegang teguh Adat Tradisi dengan prinsip "Lebih baik mati anak dari pada mati adat". "Kebanyakan Suku Talang Mamak bekerja memanfaatkan hasil hutan seperti menyadap karet, bertani, berkebun dan ladang berpindah," ucapnya seraya menjelaskan, adat dan hukum suku dipimpin oleh seorang Kumantan, setara dengan Kepala Suku.
Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Inhu Selamet melalui sekretaris Arjuna membenarkan banyaknya potensi wisata Inhu yang belum tergarap secara maksimal, akan tetapi kedepan diupayakan untuk digali dan diberdayakan hingga menjadi aset daerah benilai tinggi. "Saya setuju setiap potensi yang ada ditingkatkan, seperti acara pernikahan unik, sehingga akan menjadi objek yang menarik, dan dikenal didaerah luar," ucapnya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Suku Talang Mamak merupakan suku asli daerah Indragiri Hulu. Kehidupan masyarakatnya masih sangat sederhana, unik dan sering berpindah- pindah. Keunikannya terlihat jelas jelang acara 'begawai' dan pernikahannya," kata Erwandi salah satu tokoh masyarakat Melayu Ingragiri Hulu (Inhu) di Rengat, Minggu.
Menurut dia, mencari dan menelusuri daerah yang ada di Riau mungkin sulit ditemukan suku yang masih terbelakang, namun beda di Inhu, jika mau ditelusuri masih banyak terdapat masyarakat yang mempertahankan pola kehidupan sederhana seperti Suku Talang Mamak. "Suku ini masih mudah ditemui di beberapa tempat, tetapi kalau untuk melihat keunikan pola kehidupan mereka, bisa diperhatikan saat ada acara suku, misalnya pernikahan, begawai, hingga tradisi pengobatan," terangnya.
Untuk sampai ke lokasi ini dibutuhkan waktu lima jam perjalanan dari Ibu kota Provinsi Riau, 15 menit dari pusat kota Rengat. Di sini dapat dilihat berbagai macam bentuk kehidupan masyarakat Suku Talang Mamak mulai dari mereka bertahan hidup hingga Upacara Adatnya.
Masyarakat Talang Mamak masih memegang teguh Adat Tradisi dengan prinsip "Lebih baik mati anak dari pada mati adat". "Kebanyakan Suku Talang Mamak bekerja memanfaatkan hasil hutan seperti menyadap karet, bertani, berkebun dan ladang berpindah," ucapnya seraya menjelaskan, adat dan hukum suku dipimpin oleh seorang Kumantan, setara dengan Kepala Suku.
Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Inhu Selamet melalui sekretaris Arjuna membenarkan banyaknya potensi wisata Inhu yang belum tergarap secara maksimal, akan tetapi kedepan diupayakan untuk digali dan diberdayakan hingga menjadi aset daerah benilai tinggi. "Saya setuju setiap potensi yang ada ditingkatkan, seperti acara pernikahan unik, sehingga akan menjadi objek yang menarik, dan dikenal didaerah luar," ucapnya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012