Negara (Antara Bali) - Gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang mendapatkan sejumlah dana dari Pemkab Jembrana untuk membeli sapi, menyampaikan keluhan kepada Bupati I Putu Artha, Sabtu, terkait harga ternak tersebut yang melambung tinggi.
"Sekarang harga sapi usia 1,5 tahun hingga 2 tahun mencapai Rp5 juta per ekor, padahal beberapa bulan lalu hanya Rp3 juta," kata Ketua Gapoktan Jaya Winangun, I Made Dornen.
Meski mahal, Dornen mengaku, pihaknya tetap membeli sapi sesuai kriteria yang ditentukan pemkab yaitu dengan tinggi 105 centimeter dan berusia 1,5 tahun hingga 2 tahun.
"Kami akan memeliharanya sebaik mungkin, dan mudah-mudahan kelak saat sudah bisa menjual harganya juga tinggi seperti saat ini," ujarnya.
Sementara Bupati Artha yang datang meninjau sekaligus meresmikan Gapoktan di Kecamatan Mendoyo bersama Ketua DPRD Jembrana, I Ketut Sugiasa memerintahkan Dinas Pertanian, Kehutanan Dan Perkebunan untuk mengawal kelompok ini.
"Saya tidak ingin Gapoktan ini hanya seumur jagung, jadi harus dikawal agar bisa berkembang," kata Artha.
Ia juga minta Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan dokter hewan secara kontinyu datang ke masing-masing Gapoktan, untuk memantau dan memberikan pembinaan.
Kepada Gapoktan penerima bantuan, Artha mengingatkan, agar mereka bertanggungjawab atas bantuan yang diberikan.
"Saya tidak mau penerima berpikiran bantuan ini tidak perlu dipertanggungjawabkan sehingga asal-asalan dalam memelihara sapinya. Apalagi sampai menjual sapi sebelum waktunya," ujar Artha. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Sekarang harga sapi usia 1,5 tahun hingga 2 tahun mencapai Rp5 juta per ekor, padahal beberapa bulan lalu hanya Rp3 juta," kata Ketua Gapoktan Jaya Winangun, I Made Dornen.
Meski mahal, Dornen mengaku, pihaknya tetap membeli sapi sesuai kriteria yang ditentukan pemkab yaitu dengan tinggi 105 centimeter dan berusia 1,5 tahun hingga 2 tahun.
"Kami akan memeliharanya sebaik mungkin, dan mudah-mudahan kelak saat sudah bisa menjual harganya juga tinggi seperti saat ini," ujarnya.
Sementara Bupati Artha yang datang meninjau sekaligus meresmikan Gapoktan di Kecamatan Mendoyo bersama Ketua DPRD Jembrana, I Ketut Sugiasa memerintahkan Dinas Pertanian, Kehutanan Dan Perkebunan untuk mengawal kelompok ini.
"Saya tidak ingin Gapoktan ini hanya seumur jagung, jadi harus dikawal agar bisa berkembang," kata Artha.
Ia juga minta Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan dokter hewan secara kontinyu datang ke masing-masing Gapoktan, untuk memantau dan memberikan pembinaan.
Kepada Gapoktan penerima bantuan, Artha mengingatkan, agar mereka bertanggungjawab atas bantuan yang diberikan.
"Saya tidak mau penerima berpikiran bantuan ini tidak perlu dipertanggungjawabkan sehingga asal-asalan dalam memelihara sapinya. Apalagi sampai menjual sapi sebelum waktunya," ujar Artha. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012