Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengajak para penyuluh agama di daerah itu untuk aktif mengedukasi masyarakat tentang wawasan kebangsaan, utamanya terkait dengan toleransi dan kebhinnekaan.
"Penyuluh agama di Kabupaten Buleleng kami minta berperan aktif dan mengedukasi masyarakat jika menemukan isu sara atau yang berkaitan dengan agama yang mendegradasi kekuatan wawasan kebangsaan pada Tanah Air," kata di Buleleng, Bali, Senin.
Dia menjelaskan Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK) di Buleleng mempunyai kewajiban memberikan pendidikan masyarakat lewat berbagai pola, salah satunya tentang wawasan kebangsaan, di mana dalam persiapan Pemilu 2024 dengan segala dinamikanya tidak akan memengaruhi wawasan kebangsaan warga terhadap Tanah Air.
"Jadi semua hal yang kita dorong kepada masyarakat adalah untuk tetap memperkuat kecintaan kita kepada bangsa dan negara. Lewat sosialisasi inilah kita lakukan itu," kata Suyasa yang juga Ketua PPWK Kabupaten Buleleng itu.
Untuk itu, ia berharap, para penyuluh agama di Buleleng bisa membantu dan mengedukasi masyarakat terkait dengan pencegahan politik identitas, untuk memperkuat wawasan kebangsaan.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Buleleng Komang Kappa Tri Aryandono menjelaskan tujuan sosialisasi, yakni mengoptimalkan pengembangan dan pelaksanaan nilai kebangsaan guna pemberdayaan dan penguatan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Ia mengajak kepada seluruh penyuluh agama di Kabupaten Buleleng yang notabene sebagai ujung tombak kelembagaan instansi keagamaan di daerah itu dapat memberikan pemahaman tentang wawasan kebangsaan saat melakukan penyuluhan.
"Saya harap penyuluh agama dapat memberikan pemahaman yang lebih khususnya apa yang menjadi tugas dan fungsinya seiring dengan wawasan kebangsaan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Penyuluh agama di Kabupaten Buleleng kami minta berperan aktif dan mengedukasi masyarakat jika menemukan isu sara atau yang berkaitan dengan agama yang mendegradasi kekuatan wawasan kebangsaan pada Tanah Air," kata di Buleleng, Bali, Senin.
Dia menjelaskan Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK) di Buleleng mempunyai kewajiban memberikan pendidikan masyarakat lewat berbagai pola, salah satunya tentang wawasan kebangsaan, di mana dalam persiapan Pemilu 2024 dengan segala dinamikanya tidak akan memengaruhi wawasan kebangsaan warga terhadap Tanah Air.
"Jadi semua hal yang kita dorong kepada masyarakat adalah untuk tetap memperkuat kecintaan kita kepada bangsa dan negara. Lewat sosialisasi inilah kita lakukan itu," kata Suyasa yang juga Ketua PPWK Kabupaten Buleleng itu.
Untuk itu, ia berharap, para penyuluh agama di Buleleng bisa membantu dan mengedukasi masyarakat terkait dengan pencegahan politik identitas, untuk memperkuat wawasan kebangsaan.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Buleleng Komang Kappa Tri Aryandono menjelaskan tujuan sosialisasi, yakni mengoptimalkan pengembangan dan pelaksanaan nilai kebangsaan guna pemberdayaan dan penguatan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Ia mengajak kepada seluruh penyuluh agama di Kabupaten Buleleng yang notabene sebagai ujung tombak kelembagaan instansi keagamaan di daerah itu dapat memberikan pemahaman tentang wawasan kebangsaan saat melakukan penyuluhan.
"Saya harap penyuluh agama dapat memberikan pemahaman yang lebih khususnya apa yang menjadi tugas dan fungsinya seiring dengan wawasan kebangsaan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023