Negara (Antara Bali) - Jika biasanya acara petik laut atau sedekah laut hanya dilakukan nelayan dari umat Islam, dalam kegiatan serupa di Desa Candikusuma, Kabupaten Jembrana, Minggu, kegiatan tersebut juga diikuti nelayan dari umat Hindu dan Kristen.

Pantauan di lokasi, sebelum acara puncak petik laut, secara bergantian tokoh dari tiga agama tersebut memanjatkan doa di pinggir pantai Dusun Tirtakusuma, sebagai lokasi acara.

"Saya melihat acara petik laut di desa ini cukup unik karena dilakukan umat lintas agama. Ini mencerminkan toleransi antar umat beragama di Kabupaten Jembrana," kata Bupati Jembrana, I Putu Artha yang hadir dalam acara ini.

Menurut Artha, karena merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan, petik laut dapat dilakukan umat dari agama apa saja.

Ia juga minta, makna dari petik laut juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan menjaga lingkungan kelautan dan kelestarian habitatnya.

"Menjaga lingkungan dan habitat laut juga merupakan ungkapan dari rasa syukur, yang bisa menghindarkan manusia dari bencana," ujarnya.

Edi Purwanto, ketua panitia petik laut ini mengatakan, ada lima kelompok nelayan yang mengikuti acara yang dilakukan tiap tahun tersebut.

"Dengan dilakukan oleh semua beragama, kami harap, persaudaraan dan toleransi antar umat bisa semakin erat," katanya.(GBI)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012