Jakarta (Antara Bali) - Seniman kawakan Slamet Rahardjo meminta pemerintah mendukung dunia perfilman Indonesia lewat kebijakannya untuk memajukan industri yang sudah digelutinya selama puluhan tahun tersebut.
"Sebetulnya tidak perlu dukung yang macam-macam, pemerintah itu kasih fasilitas, kasih kemudahan, seperti pajak pasti kita maju," kata Aktor Senior Slamet Rahardjo saat menghadiri Forum Kerja Sama Asia Timur-Amerika Latin (FEALAC) Film Festival 2012 di Jakarta, Jumat.
Dunia perfilman Indonesia juga membutuhkan kebijakan fasilitas seperti sekolah seni yang mumpuni, tempat latihan yang memadai serta alat-alat perfilman, yang saat ini penyewaannya terbilang mahal.
"Jadi memang yang namanya menyewa alat-alat perfilman itu mahal. Andai kata pemerintah bisa membeli sejumlah alat, kemudian kita bisa sewa dengan harga murah, itu sangat bagus," kata Slamet.
Selain itu, Slamet berharap adanya kebijakan yang jelas mengenai batas-batas moral dan budaya dalam perfilman, yang boleh ditayangkan di Indonesia.
Slamet mengatakan, sensor yang dilakukan terhadap film Indonesia memang diperlukan, terlebih dia tidak menutup mata terhadap para sutradara dan produser "nakal", yang dengan berbagai cara ingin meraup keuntungan. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Sebetulnya tidak perlu dukung yang macam-macam, pemerintah itu kasih fasilitas, kasih kemudahan, seperti pajak pasti kita maju," kata Aktor Senior Slamet Rahardjo saat menghadiri Forum Kerja Sama Asia Timur-Amerika Latin (FEALAC) Film Festival 2012 di Jakarta, Jumat.
Dunia perfilman Indonesia juga membutuhkan kebijakan fasilitas seperti sekolah seni yang mumpuni, tempat latihan yang memadai serta alat-alat perfilman, yang saat ini penyewaannya terbilang mahal.
"Jadi memang yang namanya menyewa alat-alat perfilman itu mahal. Andai kata pemerintah bisa membeli sejumlah alat, kemudian kita bisa sewa dengan harga murah, itu sangat bagus," kata Slamet.
Selain itu, Slamet berharap adanya kebijakan yang jelas mengenai batas-batas moral dan budaya dalam perfilman, yang boleh ditayangkan di Indonesia.
Slamet mengatakan, sensor yang dilakukan terhadap film Indonesia memang diperlukan, terlebih dia tidak menutup mata terhadap para sutradara dan produser "nakal", yang dengan berbagai cara ingin meraup keuntungan. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012