Universitas Airlangga bersama Konsorsium Perguruan Tinggi mewujudkan konsep Desa Emas yang digagas bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mempercepat penurunan angka stunting di desa.

"Konsep Desa Emas merupakan gagasan dari Unair dan 19 perguruan tinggi di Jawa Timur, bekerja sama dengan mitra BKKBN, untuk mewujudkan percepatan penurunan stunting hingga di level desa," kata Koordinator Program Desa Emas Siti R. Nadhiroh di Surabaya, Rabu.

Saat ini tim Desa Emas telah bekerja bersama desa, kecamatan dan kabupaten untuk mewujudkan Desa/Kampung Emas di Jawa Timur.

Tim Desa Emas juga telah mengirim 540 mahasiswa dari berbagai PT ke 180 desa lokus stunting di 18 kabupaten/kota se-Jawa Timur. Kegiatan itu telah berlangsung secara bergelombang sejak bulan Agustus dan berakhir pada minggu ke 2 Desember 2022.

"Kata 'Emas' merupakan singkatan dari eliminasi stunting, harapannya desa-desa yang menjadi lokasi program kami mampu mewujudkan diri menjadi desa EMAS melalui pendampingan dari kami," ujar Siti R Nadhiroh.

Baca juga: Rektor Unair: Vaksin Merah Putih siap digunakan pada 2022

Adapun konsorsium PT terdiri dari Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Brawijaya, UPN Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Jember, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Universitas Trunojoyo Madura, Poltekkes Kemenkes Malang, Universitas Darul Ulum Jombang.

Selanjutnya, Universitas Nahdatul Ulama Surabaya, Universitas Surabaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Surabaya, Universitas Muhammadiyah Gresik, Universitas Islam Malang, STKIP PGRI Pacitan, Politeknik Negeri Madura dan Universitas Ciputra Surabaya.

Sedangkan 18 kabupaten/lota yang menjadi lokasi untuk 180 Desa/kampung Emas, antara lain Surabaya, Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Tuban, Kabupaten Pacitan, Jember, Lumajang, Gresik dan Kabupaten Probolinggo.

"Pemilihan Kabupaten/Kota tersebut didasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, dimana prevalensi stunting nya masih di atas 20 persen," kata Nadhiroh, yang juga dosen Gizi FKM Unair.

Adapun Desa Emas diwujudkan melalui pendekatan lima pilar, yaitu pertama, penguatan komitmen dan visi kepemimpinan pemerintah daerah hingga desa, kedua, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.

Ketiga peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif, empat peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat desa, dan lima penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.


 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Unair-Konsorsium PT wujudkan Desa Emas untuk turunkan stunting

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022