Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan saat ini pihaknya sedang membangun tiga unit tenda pengungsian di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem pasca diguncang gempa bumi hingga empat kali.

"Kami berada di RSUD Karangasem, pasien sementara berada di luar karena panik dan trauma, kondisi juga hujan, kami sudah koordinasi dengan direktur rumah sakit dan hari ini akan memasang tenda 3 unit," katanya di Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa malam.

Arimbawa menyebut tenda pengungsian yang malam ini dibangun di halaman rumah sakit adalah sebanyak tiga unit dengan ukuran 6 x 12 meter, beserta pemasangan toilet portable untuk pasien yang melakukan rawat inap di sana.

"Jadi untuk evakuasi karena pasien trauma, kita pasang tenda hari ini, kebetulan semua pasien pakai bed jadi tenda kita pasang sesuai permintaan rumah sakit. Pasien tidak berani di dalam walaupun tidak ada kerusakan pada rumah sakit," kata dia.

Kepada media, Kalaksa BPBD Karangasem itu menceritakan mulanya gempa bumi terjadi sekitar pukul 17.56 Wita dengan skala Magnitudo 4,8, sehingga dapat dirasakan masyarakat terutama di Kecamatan Kubu lantaran pusat gempa bumi di Timur Laut wilayah tersebut.

"Kemudian naik jadi Magnitudo 5,2 dan susulan lagi yang skalanya turun, jadi itu terasa. Lalu posisinya saya di RSUD Karangasem pemantauan dan ternyata susulan lagi sampai empat kali trauma pasien karena kan orang tua," ujarnya.

Dari data terbaru milik BPBD Karangasem setidaknya empat kali getaran akibat gempa bumi dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

"Dampaknya sementara kami pantau dari Pusat Ops melalui informasi kepala desa, ada beberapa rumah rusak ringan, gentengnya berjatuhan dan itu juga karena memakai reng baja ringan," jelasnya.

Adapun wilayah yang mengalami kerusakan ringan adalah Kecamatan Kubu dan Kecamatan Manggis, sementara untuk getaran gempa bumi dirasakan hampir di seluruh wilayah Kabupaten Karangasem.

Arimbawa menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai korban jiwa maupun luka ringan akibat bencana alam tersebut. Untuk antisipasi, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan aparat desa setempat melalui pesan, karena kondisi malam hari yang menyulitkan BPBD Karangasem untuk melakukan penyusuran.

"Di desa ada tim masing-masing, kalau memang ada sesuatu penting atau penanganan dan perlu tenaga kesehatan sudah ada puskesmas 24 jam dan Public Service Center (PSC) kalau perlu ambulans juga bisa dihubungi. Jadi BPBD terbatas tidak mungkin ke titik-titik kecuali sudah pasti ada korban, baru bergerak dengan TimSAR," ujarnya.

Berkaca dari gempa bumi besar pada 2021 yang menghancurkan 384 rumah warga di Kecamatan Kubu, Arimbawa meminta masyarakat waspada, mengingat kondisi alam wilayah tersebut rawan, lantaran dilewati sesar aktif yang lintasannya tembus hingga ke Kintamani, Kabupaten Bangli.

"Gempa Lombok kena juga di sini, jadi memang ada sesar-sesar aktif desa itu, dan Karangasem alamnya memang yang rawan gempa bumi. Dari 14 ancaman bencana, 12-nya ada di sini," kata Arimbawa.

Pemkab Karangasem melalui BPBD Karangasem tersebut memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik setelah merasakan gempa bumi sebanyak empat kali.

"Selalu menerima dan mencari informasi yang benar melalui pemerintah dan BPBD, tetap waspada dan siaga karena kemungkinan gempa susulan bisa terjadi, sehingga kita semua selalu dalam kondisi selamat," tutupnya.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022