Polandia dan Arab Saudi memasuki arena untuk pertandingan keduanya dalam Grup C Piala Dunia 2022 dengan suasana hati yang satu sama lain berlainan.
Saudi tengah dalam ekstasi tinggi setelah menumbangkan juara dunia dua kali, Argentina, dalam pertandingan pertamanya, sedangkan Polandia masuk dengan perasaan tertekan karena dikritik terlalu bertahan saat menahan imbang Meksiko dalam pertandingan pertamanya.
Polandia harus keluar menyerang ketika calon lawannya malah tengah dalam keyakinan tinggi untuk menciptakan kejutan berikutnya dengan memakan korban kedua.
Dalam satu sisi memiliki skuad yang sepenuhnya diisi pemain-pemain klub lokal membuat lawan buta kekuatan mereka. Dan inilah yang dimiliki Arab Saudi yang mungkin menjadi perhatian Polandia.
Arab Saudi menciptakan apa yang disebut oleh Nielsen Gracenote sebagai kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia ketika menumbangkan Argentina empat hari lalu.
Pencapaian Saudi seketika merusak skenario dan ekspektasi Polandia dan Meksiko yang sebelum ini menjadi dua tim yang berlomba menjadi pendamping Argentina yang diprediksi juara grup ini.
Kini prediksi ini pupus. Sebaliknya Saudi bisa membuat kejutan lainnya jika menghadirkan kekalahan kepada Polandia yang diperkuat bomber Robert Lewandowski yang tidak pernah mencetak gol dalam Piala Dunia.
Saudi, yang merupakan tim peringkat terendah kedua dalam turnamen ini selain Ghana, akan mengincar babak 16 besar yang kedua setelah edisi 1994 ketika mereka disingkirkan oleh Swedia pada babak itu.
Polandia sendiri bernafsu mencapai babak yang sama yang bahkan lebih lama lama belum direngkuhnya sejak 1986.
Ketika menahan imbang Meksiko, pelatih Polandia Czeslaw Michniewicz merasa baik-baik saja dengan hasil itu dan taktik bermain yang sangat defensif.
"Hasil laga tersebut tidak menghilangkan peluang maju lebih jauh baik untuk kami maupun Meksiko," kata Michniewicz seperti dikutip Reuters.
Baca juga: Preview Piala Dunia 2022: Inggris lawan Amerika Serikat
Tetapi sejumlah pemain Polandia merasa tekanan justru semakin besar akibat imbang melawan Meksiko itu.
Sebelum ini mereka mungkin menganggap sebelah mata Arab Saudi, tapi apa yang telah dilakukan Saudi terhadap Argentina membuka mata Polandia bahwa mendapatkan tiga poin dari Saudi pasti sama sulitnya dengan menatap pertandingan terakhir melawan Argentina.
Tetapi apa pun yang terjadi, Polandia harus menang. Lewandowski harus dibuat lebih aktif dan lebih berbahaya lagi lawan ketimbang saat menghadapi Meksiko.
Sebaliknya, Saudi mendapat energi yang sangat besar setelah mencatat kemenangan terbesar dalam sejarah sepak bolanya. Saudi yang kini memuncaki klasemen Grup C menatap laga melawan Polandia dengan optimisme tinggi.
Pertanyaannya siapa yang nanti lebih dominan menyerang dan mengendalikan permainan karena dalam pertandingan pertamanya masing-masing mereka adalah pihak yang paling kecil menguasai bola, semuanya kurang dari 40 persen.
Namun yang membedakan Saudi dari Polandia adalah tim asuhan Herve Renard itu lebih klinis dalam memanfaatkan peluang dan jauh lebih percaya diri sekalipun berbekal pemain-pemain jebolan kompetisi lokal.
Dan satu lagi faktor yang tak dimiliki Polandia adalah bahwa Saudi akan kembali mendapatkan dukungan besar nan tanpa henti dari pendukungnya, yang tidak terjadi pada penonton tuan rumah Qatar kala menghadapi Ekuador dalam laga pertamanya.
Prediksi sebelas pemain pertama
Polandia (5-3-2): Wojciech Szczesny; Nicola Zalewski, Jakub Kiwior, Kamil Glik, Jan Bednarek, Matty Cash; Sebastian Szymanski, Grzegorz Krychowiak, Piotr Zielinski; Robert Lewandowski, Arkadiusz Milik
Arab Saudi (4-3-3): Mohammed Al-Owais; Mohammed Al-Burayk, Ali Al-Bulaihi, Hassan Al Tambakti, Saud Abdulhamid; Abdulelah Al Malki, Mohammed Kanno, Salman al Faraj; Salem Al Dawsari, Saleh Al-Shehiri, Feras Al Buraikan
Skenario pertandingan
Tim asuhan Herve Renard memainkan gaya yang mengesankan dengan menampilkan permainan agresif dan berani memasang perangkap offside menghadapi tim seofensif Argentina. Kini mereka akan melakukannya lagi kepada Polandia.
Tak ada alasan bagi Renard untuk mengganti susunan pemainnya, kecuali bek sayap Yasser Alshahrani yang retak tulang rahang sehingga harus dioperasi dan dengan demikian tak mungkin dipasang melawan Polandia.
Selebihnya Renard cenderung mempertahankan skuad yang mengalahkan Argentina 2-1 empat hari lalu.
Di lini tengah, Mohamed Kanno akan kembali memainkan peran sentral sebagai poros yang dia lakukan dengan nyaris sempurna saat menghadapi Argentina.
Baca juga: Preview Piala Dunia 2022: Belanda lawan Ekuador
Dia akan berada di depan Hassan Al Tambakti yang tampil heroik di jantung pertahanan Saudi bersama Ali Al-Bulaihi.
Tidak seperti saat melawan Argentina, Renard kali ini akan memasang tiga pemain di sepertiga akhir lapangan dengan mensejajarkan Salem Al Dawsari, Saleh Al-Shehiri dan Feras Al Buraikan dalam formasi 4-3-3.
Perubahan formasi bermain juga kemungkinan besar diambil oleh pelatih Polandia Czeslaw Michniewicz yang dikecam karena terlalu defensif sampai membiarkan asset terbesar tim, Robert Lewandowski, kebingungan tanpa mitra dan tanpa pasokan bola yang berarti saat melawan Meksiko.
Sektor serang ini akan menjadi lini yang diubah oleh Michniewicz apalagi secepat mungkin menciptakan gol dan sesering mungkin meneror lini pertahanan Saudi adalah kunci menundukkan Saudi yang tengah dalam optimisme tinggi.
Tetapi yang lebih penting lagi adalah mengoptimalkan keterampilan tinggi Lewandowski. Dalam kaitan ini, Michniewicz tak akan lagi memasang striker Barcelona ini sendirian di ujung tombak serangan. Dia akan dipasangkan dengan Arkadiusz Milik dalam formasi 5-3-2.
Polandia tak memiliki alasan untuk mengubah sistem pertahanannya.
Oleh karena itu pola tiga bek tengah dipertahankan, sedangkan Sebastian Szymanski, Grzegorz Krychowiak, dan Piotr Zielinski akan berusaha mendikte lapangan tengah yang penting baik dalam memulai serangan maupun mencegah Saudi masuk terlalu dalam sehingga membahayakan gawang Polandia yang akan tetap dijaga Wojciech Szczesny.
Statistik penting kedua tim
Polandia dan Arab Saudi sudah empat kali bertemu sebelumnya yang semuanya terjadi dalam laga persahabatan dan semuanya dimenangkan oleh Polandia.
Menurut Nielsen Gracenote, kemenangan 2-1 Arab Saudi atas Argentina dalam pertandingan pertama grup ini adalah kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia, padahal sebelum laga itu mulai peluang menang Saudi yang berperingkat 51 cuma 8,7 persen.
Polandia dan Arab Saudi sama-sama hanya menguasai kurang dari 40 persen distribusi bola pada laga pembuka mereka dalam Grup C. Polandia hanya 39 persen menguasai bola saat imbang 0-0 melawan Meksiko, sedangkan Arab Saudi hanya 31 persen saat menghadapi Argentina.
Polandia pertama kali bermain dalam putaran final Piala Dunia pada 1938 tetapi baru melakukannya lagi 36 tahun kemudian ketiga finis peringkat ketiga. Kini mereka sudah total sembilan kali memainkan putaran final Piala Dunia.
Arab Saudi tidak ambil bagian dalam kualifikasi Piala Dunia hingga akhir 1970-an tetapi mencapai 16 besar dalam debut pada 1994.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Saudi tengah dalam ekstasi tinggi setelah menumbangkan juara dunia dua kali, Argentina, dalam pertandingan pertamanya, sedangkan Polandia masuk dengan perasaan tertekan karena dikritik terlalu bertahan saat menahan imbang Meksiko dalam pertandingan pertamanya.
Polandia harus keluar menyerang ketika calon lawannya malah tengah dalam keyakinan tinggi untuk menciptakan kejutan berikutnya dengan memakan korban kedua.
Dalam satu sisi memiliki skuad yang sepenuhnya diisi pemain-pemain klub lokal membuat lawan buta kekuatan mereka. Dan inilah yang dimiliki Arab Saudi yang mungkin menjadi perhatian Polandia.
Arab Saudi menciptakan apa yang disebut oleh Nielsen Gracenote sebagai kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia ketika menumbangkan Argentina empat hari lalu.
Pencapaian Saudi seketika merusak skenario dan ekspektasi Polandia dan Meksiko yang sebelum ini menjadi dua tim yang berlomba menjadi pendamping Argentina yang diprediksi juara grup ini.
Kini prediksi ini pupus. Sebaliknya Saudi bisa membuat kejutan lainnya jika menghadirkan kekalahan kepada Polandia yang diperkuat bomber Robert Lewandowski yang tidak pernah mencetak gol dalam Piala Dunia.
Saudi, yang merupakan tim peringkat terendah kedua dalam turnamen ini selain Ghana, akan mengincar babak 16 besar yang kedua setelah edisi 1994 ketika mereka disingkirkan oleh Swedia pada babak itu.
Polandia sendiri bernafsu mencapai babak yang sama yang bahkan lebih lama lama belum direngkuhnya sejak 1986.
Ketika menahan imbang Meksiko, pelatih Polandia Czeslaw Michniewicz merasa baik-baik saja dengan hasil itu dan taktik bermain yang sangat defensif.
"Hasil laga tersebut tidak menghilangkan peluang maju lebih jauh baik untuk kami maupun Meksiko," kata Michniewicz seperti dikutip Reuters.
Baca juga: Preview Piala Dunia 2022: Inggris lawan Amerika Serikat
Tetapi sejumlah pemain Polandia merasa tekanan justru semakin besar akibat imbang melawan Meksiko itu.
Sebelum ini mereka mungkin menganggap sebelah mata Arab Saudi, tapi apa yang telah dilakukan Saudi terhadap Argentina membuka mata Polandia bahwa mendapatkan tiga poin dari Saudi pasti sama sulitnya dengan menatap pertandingan terakhir melawan Argentina.
Tetapi apa pun yang terjadi, Polandia harus menang. Lewandowski harus dibuat lebih aktif dan lebih berbahaya lagi lawan ketimbang saat menghadapi Meksiko.
Sebaliknya, Saudi mendapat energi yang sangat besar setelah mencatat kemenangan terbesar dalam sejarah sepak bolanya. Saudi yang kini memuncaki klasemen Grup C menatap laga melawan Polandia dengan optimisme tinggi.
Pertanyaannya siapa yang nanti lebih dominan menyerang dan mengendalikan permainan karena dalam pertandingan pertamanya masing-masing mereka adalah pihak yang paling kecil menguasai bola, semuanya kurang dari 40 persen.
Namun yang membedakan Saudi dari Polandia adalah tim asuhan Herve Renard itu lebih klinis dalam memanfaatkan peluang dan jauh lebih percaya diri sekalipun berbekal pemain-pemain jebolan kompetisi lokal.
Dan satu lagi faktor yang tak dimiliki Polandia adalah bahwa Saudi akan kembali mendapatkan dukungan besar nan tanpa henti dari pendukungnya, yang tidak terjadi pada penonton tuan rumah Qatar kala menghadapi Ekuador dalam laga pertamanya.
Prediksi sebelas pemain pertama
Polandia (5-3-2): Wojciech Szczesny; Nicola Zalewski, Jakub Kiwior, Kamil Glik, Jan Bednarek, Matty Cash; Sebastian Szymanski, Grzegorz Krychowiak, Piotr Zielinski; Robert Lewandowski, Arkadiusz Milik
Arab Saudi (4-3-3): Mohammed Al-Owais; Mohammed Al-Burayk, Ali Al-Bulaihi, Hassan Al Tambakti, Saud Abdulhamid; Abdulelah Al Malki, Mohammed Kanno, Salman al Faraj; Salem Al Dawsari, Saleh Al-Shehiri, Feras Al Buraikan
Skenario pertandingan
Tim asuhan Herve Renard memainkan gaya yang mengesankan dengan menampilkan permainan agresif dan berani memasang perangkap offside menghadapi tim seofensif Argentina. Kini mereka akan melakukannya lagi kepada Polandia.
Tak ada alasan bagi Renard untuk mengganti susunan pemainnya, kecuali bek sayap Yasser Alshahrani yang retak tulang rahang sehingga harus dioperasi dan dengan demikian tak mungkin dipasang melawan Polandia.
Selebihnya Renard cenderung mempertahankan skuad yang mengalahkan Argentina 2-1 empat hari lalu.
Di lini tengah, Mohamed Kanno akan kembali memainkan peran sentral sebagai poros yang dia lakukan dengan nyaris sempurna saat menghadapi Argentina.
Baca juga: Preview Piala Dunia 2022: Belanda lawan Ekuador
Dia akan berada di depan Hassan Al Tambakti yang tampil heroik di jantung pertahanan Saudi bersama Ali Al-Bulaihi.
Tidak seperti saat melawan Argentina, Renard kali ini akan memasang tiga pemain di sepertiga akhir lapangan dengan mensejajarkan Salem Al Dawsari, Saleh Al-Shehiri dan Feras Al Buraikan dalam formasi 4-3-3.
Perubahan formasi bermain juga kemungkinan besar diambil oleh pelatih Polandia Czeslaw Michniewicz yang dikecam karena terlalu defensif sampai membiarkan asset terbesar tim, Robert Lewandowski, kebingungan tanpa mitra dan tanpa pasokan bola yang berarti saat melawan Meksiko.
Sektor serang ini akan menjadi lini yang diubah oleh Michniewicz apalagi secepat mungkin menciptakan gol dan sesering mungkin meneror lini pertahanan Saudi adalah kunci menundukkan Saudi yang tengah dalam optimisme tinggi.
Tetapi yang lebih penting lagi adalah mengoptimalkan keterampilan tinggi Lewandowski. Dalam kaitan ini, Michniewicz tak akan lagi memasang striker Barcelona ini sendirian di ujung tombak serangan. Dia akan dipasangkan dengan Arkadiusz Milik dalam formasi 5-3-2.
Polandia tak memiliki alasan untuk mengubah sistem pertahanannya.
Oleh karena itu pola tiga bek tengah dipertahankan, sedangkan Sebastian Szymanski, Grzegorz Krychowiak, dan Piotr Zielinski akan berusaha mendikte lapangan tengah yang penting baik dalam memulai serangan maupun mencegah Saudi masuk terlalu dalam sehingga membahayakan gawang Polandia yang akan tetap dijaga Wojciech Szczesny.
Statistik penting kedua tim
Polandia dan Arab Saudi sudah empat kali bertemu sebelumnya yang semuanya terjadi dalam laga persahabatan dan semuanya dimenangkan oleh Polandia.
Menurut Nielsen Gracenote, kemenangan 2-1 Arab Saudi atas Argentina dalam pertandingan pertama grup ini adalah kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia, padahal sebelum laga itu mulai peluang menang Saudi yang berperingkat 51 cuma 8,7 persen.
Polandia dan Arab Saudi sama-sama hanya menguasai kurang dari 40 persen distribusi bola pada laga pembuka mereka dalam Grup C. Polandia hanya 39 persen menguasai bola saat imbang 0-0 melawan Meksiko, sedangkan Arab Saudi hanya 31 persen saat menghadapi Argentina.
Polandia pertama kali bermain dalam putaran final Piala Dunia pada 1938 tetapi baru melakukannya lagi 36 tahun kemudian ketiga finis peringkat ketiga. Kini mereka sudah total sembilan kali memainkan putaran final Piala Dunia.
Arab Saudi tidak ambil bagian dalam kualifikasi Piala Dunia hingga akhir 1970-an tetapi mencapai 16 besar dalam debut pada 1994.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022