Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali akan memfasilitasi uji klinis penemuan dua pelajar SMU Negeri 3 Denpasar yang berhasil membuat salep dari buah mahkota dewa dan pegagan untuk obat penyakit scabies (gudik).

"Kami akan koordinasikan dengan sekolah dan fasilitasi untuk uji klinis, jika benar bermanfaat tentu kami sangat bangga sekali dan akan mendukung pengembangannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Senin.

Awalnya dua pelajar SMU Negeri 3 Denpasar, yakni Gusti Ayu Indah Lestari dan Ni Made Erika Suciari berinisiatif membuat obat penyakit scabies atau penyakit kulit menular itu setelah melihat banyaknya hewan peliharaan mengalami scabies.

Suarjaya sangat mengapresiasi penemuan ini karena obat penanganan scabies dinilainya sudah agak langka. "Sekarang di apotek sudah sulit ditemukan salep scabicid untuk pengobatan scabies. Dengan penemuan ini, tentu sangat mengembirakan," ujarnya.

Menurut dia, setelah nanti dilakukan uji klinis dan jika ternyata memenuhi syarat uji klinis serta telah ada nomor registrasi, kemungkinan penemuan tersebut bisa cepat dimanfaatkan.

Sementara itu, kedua pelajar tersebut mengadakan penelitian selama 11 bulan sejak November 2011. Mereka menemukan adanya kandungan zat asiaticoside dan asiatic acid pada pegagan yang secara umum berfungsi untuk memperbaiki kerusakan sel. Sedangkan pada mahkota dewa terdapat polyfenol dan saponin yang berfungsi sebagai anti-bakteri dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dari hasil uji coba obat pada marmut yang telah dilakukan oleh siswa itu menunjukkan salep yang terbuat dari pegagan dan mahkota dewa mampu menyebuhkan scabies dalam waktu dua minggu.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012