Magdeburg, Jerman, (Antara Bali/PRNewswire) - Kelangsungan hidup pasien yang diobati dengan SIR-Spheres lebih dari dua kali lipat pasien yang menerima perawatan terbaik, dengan manfaat berbeda yang ditemukan dengan agen biologis, ungkap penulis.

Hasil perbandingan pasien dengan kanker kolorektal metastatik sangat berpengaruh pada hati, bagi semua opsi kemoterapi yang telah digunakan, menunjukkan bahwa tambahan radioembolisasi menggunakan SIR-Spheres secara signifikan memperpanjang kelangsungan hidup dibandingkan dengan perawatan suportif terbaik (BSC) saja.[1].

Studi ini, yang diterbitkan dalam edisi bulan Oktober Cardiovascular and Interventional Radiology, menunjukkan bahwa rata-rata kelangsungan hidup secara keseluruhan adalah lebih dari dua kali lipat pada pasien yang menerima radioembolisasi ditambah BSC vs BSC saja: 8,3 bulan vs 3,5 bulan (hazard ratio [HR] 0,26, confidence interval 0.15-0.48; P

"Radioembolisasi secara signifikan memperpanjang kelangsungan hidup keseluruhan dibandingkan dengan perawatan suportif saja dalam kelompok pasien yang cocok dengan penyakit refraktori kemoterapi yang mendominasi hati bagi mereka yang mendapatkan opsi pengobatan terbatas," kata Prof. Jens Ricke, Direktur Radiology and Nuclear Medicine di University Hospital di Magdeburg, Jerman, dan penulis senior studi ini. "Bukti menunjukkan bahwa radioembolisasi harus dipertimbangkan sebagai opsi pengobatan bagi pasien dengan metastase kolorektal hati saja atau yang mendominasi hati maupun yang tidak peka terhadap kemoterapi."

Tentang Studi

Studi ini membandingkan kelangsungan hidup dari 58 pasien dengan metastasis kanker kolorektal yang terbatas atau mayoritas yang mempengaruhi hati, yang refraktori terhadap semua kemoterapi yang direkomendasikan atau menolak kemoterapi lebih lanjut, dan tidak cocok untuk pilihan pengobatan lain seperti reseksi bedah, ablasi lokal atau bentuk lain dari radioterapi. Dua puluh sembilan pasien menerima radioembolisasi menggunakan SIR-Spheres (resin mikrosfer, Sirtex Medical Limited, Sydney, Australia dengan label 90Y) dan diikuti secara prospektif. Pasien-pasien tersebut dipasangkan secara retrospektif untuk pengobatan sebelumnya dan beban tumor dengan kelompok kontemporer lebih dari 500 pasien yang menerima BSC dari 3 pusat di Jerman untuk mengidentifikasi 29 pasien berturut-turut dengan setidaknya 2 dari 4 kriteria khusus yang sesuai(adanya metastasis sinkron atau metakronus, penyakit tumor, peningkatan fosfatase alkali, dan/atau Carcinoembryonic antigen [CEA]> 200 U/mL). Hasil utama dari penelitian ini adalah kelangsungan hidup secara keseluruhan.

Setelah radioembolisasi, 12 pasien (41,4%) memiliki respon parsial dan 5 pasien (17,2%) memiliki penyakit stabil, memberikan tingkat pengendalian penyakit sebesar 58,6%. Kelangsungan hidup bebas dari perkembangan penyakit adalah 5,5 bulan dalam kelompok radioembolisasi dibandingkan dengan 2,1 bulan pada mereka yang menerima BSC. Efek samping setelah radioembolisasi umumnya ringan sampai sedang, mayoritas sementara, membatasi diri dan terkelola.

"Hasil penelitian ini konsisten dengan mereka yang berasal dari kelompok pasien refraktori kemoterapi dengan metastasis kolorektal yang diobati menggunakan radioembolisasi", kata Dr Ricarda Seidensticker, konsultan ahli radiologi intervensi dan penulis utama studi tersebut. "Ini adalah studi banding pertama radioembolisasi yang menggunakan kelangsungan hidup secara keseluruhan sebagai hasil akhir yang utama, dalam desain etik yang menghindari pasien untuk terapi aktif, yang biasanya mengumpulkan kemampuan uji coba guna menunjukkan perbedaan dalam kelangsungan hidup. Hasil ini juga membandingkan dengan sangat baik studi terbaru menggunakan agen biologis baru untuk mengobati kanker kolorektal metastatis. Dalam salah satu uji coba terkontrol secara acak untuk cetuximab, misalnya, rata-rata kelangsungan hidup adalah 6,1 bulan versus 4,6 bulan dengan kelangsungan serupa dengan perawatan suportif terbaik setelah crossover untuk panitumumab yang berkembang.

Uji coba besar internasional yang terkontrol secara acak saat ini mengevaluasi efektivitas radioembolisasi menggunakan SIR-Spheres yang dipadukan dengan kemoterapi bagian pertama dalam pengobatan pasien dengan metastasis hati kanker kolorektal dibandingkan dengan kemoterapi saja untuk menilai apakah pengobatan yang digunakan sebagai intervensi awal.

Tentang Kanker Kolorektal

Pada tahun 2008, 153.000 orang di Amerika dan 333.000 di Uni Eropa didiagnosis menderita kanker kolorektal.[2] Sekitar setengah dari pasien tersebut akan mengalami metastasis yang telah menyebar dari lokasi awal penyakit, didominasi ke hati. Hingga 90% dari pasien ini akhirnya meninggal karena gagal hati yang disebabkan oleh penyebaran penyakit ini. Radioembolisasi (juga disebut Selective Internal Radiation Therapy atau SIRT) merupakan upaya baru untuk mengobati tumor hati menggunakan mikrosfer yang diberi label dengan radioactive yttrium-90 (90Y). Mikrosfer yang dimasukkan oleh ahli radiologi intervensi untuk secara selektif fokus pada tumor dengan radiasi serta menyelamatkan jaringan hati yang masih sehat.

3 pusat yang mencakup studi (dan jumlah skrining pasien yang kontrol) adalah:

- University Hospital of Magdeburg, Germany / Universitatsklinikum Magdeburg (n = 348);
- Charite Campus, University Hospital of Berlin, Germany / Universitatsmedizin Berlin (n = 120);
- Magdeburg Hospital, Germany / Klinikum Magdeburg (n = 86).

SIR-Spheres yang telah disetujui untuk digunakan di Australia, Uni Eropa (CE Mark), Selandia Baru, Swiss, Turki dan beberapa negara lain untuk pengobatan tumor hati tanpa operasi.

SIR-Spheres juga sepenuhnya disetujui oleh FDA dan ditujukan untuk digunakan di Amerika Serikat pada pengobatan tumor hati metastatik tanpa operasi dari kanker kolorektal primer dengan kemoterapi arteri intra-hepatic menggunakan floxuridine.

Referensi:

1) Seidensticker R, Denecke T, Kraus P et al. Matched-pair comparison of radioembolization plus best supportive care versus best supportive care alone for chemotherapy refractory liver-dominant colorectal metastases. Cardiovascular and Interventional Radiology 2012; 35(5): 1066-1073.

2) International Agency for Research on Cancer. GLOBOCAN 2008: Colorectal Cancer Incidence and Mortality Worldwide in 2008.

http://globocan.iarc.fr/factsheets/cancers/colorectal.asp accessed 12/8/2011.

Source: University of Magdeburg

Untuk Informasi Lebih Lanjut: Hubungi: Martina Dörmann, Ipse Communication, Berlin, Jerman, +49(0)171-7719176 ; Andrea Moody, Fleishman Hillard, Raleigh NC, USA, +1-919-457-0743
(Press release/ADT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012