Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Bali melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus mengantisipasi terjadinya lonjakan harga bahan pokok dan harga kebutuhan sehari-hari menjelang Hari Raya Suci Galungan dan Kuningan.

"Yang juga diutamakan bukan inflasinya saja, melainkan pasokannya yang terjaga dengan baik. Jadi, selama Hari Raya Galungan ini, pasokan-pasokan yang sifatnya dikonsumsi oleh masyarakat itu bisa terjaga dengan baik," kata Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, pada Rapat Koordinasi TPID Kabupaten Buleleng di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng, Senin.

Ia menegaskan, operasi pasar harus sering dilakukan untuk mencegah adanya oknum-oknum yang mengambil keuntungan dari hari raya ini.

"Besar harapan saya agar nanti masukan dari tim ini dan pihak kepolisian juga lebih seksama, bersama-sama melaksanakan operasi pasar agar tidak ada persoalan penimbunan dan sebagainya untuk hari raya Galungan dan Kuningan," katanya.

Masih kata Bupati Suradnyana, pada Bulan Mei 2022, inflasi di Buleleng pada angka 0.5 persen dan tergolong positif. Hal ini menandakan, distribusi di Buleleng masih terjaga dengan baik.

"Inflasi bulan Mei 2022, saat aktivitas masyarakat dan sebagainya, transaksi, kebutuhan pokok sejalan dengan kondisi masa pandemi sudah menurun. Mudah-mudahan ini bisa terjaga dengan baik sehingga tidak mempengaruhi perekonomian di masyarakat," harapnya.

Senada dengan Bupati Suradnyana, Sekda Buleleng Gede Suyasa mengatakan, ada 10 kebutuhan pokok masyarakat yang selalu muncul setiap tahun, terlebih pada situasi tertentu.

"Misalkan hari raya Galungan dan Kuningan sekarang, kemudian bulan ini ada liburan siswa, kemudian setelah itu mulai sekolah," jelasnya.

Menurutnya, peran dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) mampu menekan inflasi. "Seandainya 15 persen saja itu bisa diambil perannya Perumda, maka inflasi pasti bisa ditekan karena kestabilan harga bisa dijaga, sebab Perumda kan tidak semata-mata untuk bisnis, tetapi bagaimana menjaga supaya ekonominya stabil," katanya.

Pihaknya mengaku sudah meminta kepada Perumda Pasar dan Perumda Swatantra untuk melakukan rapat usai Hari Raya untuk kesiapan ke depan menjaga pasokan kebutuhan masyarakat untuk mengantisipasi lonjakan inflasi.

"Ini harus mulai kita bahas, sehingga tahun depan, lima indikator tidak menjadi penentu lagi," ucapnya.

Di Kabupaten Buleleng, ia meyakini pasokan kebutuhan pokok masih tersedia. Ia tidak ingin oknum yang menolak barang untuk kepentingan pribadi dan memerintahkan TPID dan Kepolisian untuk melakukan monitoring.

"Dari segi produksi, kita aman, tadi kan dari Dinas Pertanian mengatakan beras kita masih surplus, cabai masih surplus sekarang tinggal didistribusikan, hindari ada yang stok, kan ini kalau nanti di stok nanti pas langka baru dikeluarkan jadi mahal," katanya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan tekanan inflasi bulan lalu sekitar 0.71 persen tentu harus diwaspadai.

"Untuk komoditas-komoditas yang sudah mulai naik seperti cabai merah, cabai rawit, dan telur ayam, itu harus diwaspadai, kita yakinkan dengan pasokannya, apakah ada atau nggak di Buleleng ini," katanya.

Dia menyarankan agar Kabupaten Buleleng melakukan tindakan jika pasokan di Buleleng mulai langka dan harga melonjak tinggi.

"Lakukan operasi pasar kalau pasokannya kurang, kemudian mengenai harga juga demikian, biar masyarakat juga menjangkau karena ini kan untuk hari raya, ya supaya masyarakat bisa menikmati hari raya dengan tenang," imbuhnya.

Terkait dengan Perumda, dirinya sangat setuju dengan Sekda Buleleng. Menurutnya, Perumda merupakan salah satu opsi untuk permasalahan tersebut.

"Tidak usah besar-besar tapi bertahap,
Perumda jangan hanya menjual lapaknya tetapi juga menjual barang-barang kebutuhan masyarakat," katanya.

Pewarta: IMBA Purnomo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022