Denpasar (Antara Bali) - Guru Besar Universitas Udayana Prof Dr I Wayan Windia MS menegaskan bahwa subak harus dilibatkan secara aktif dalam lembaga dewan sumberdaya air (DSA) dan komisi irigasi (KI) agar sistem ini tetap berperanserta dalam pembangunan pertanian.

"Jika upaya itu dapat diwujudkan, subak akan mampu berperan melakukan dialog yang saling menguntungkan, jika ada pihak swasta yang berniat melakukan investasi dalam pengelolaan air, sesuai amanat UU No. 7 tahun 2004," kata Prof Windia yang juga ketua grup riset sistem subak Universitas Udayana di Denpasar, Rabu(19/9).

Ia mengatakan, salah satu kelemahan sistem irigasi yang berlandaskan sosio kultural, seperti halnya subak di Bali menyangkut ketidakmampuan dalam melawan desakan dari pihak luar.

Kekuatan dari sistem irigasi subak yang diterapkan secara turun temurun di Pulau Dewata mempunyai kemampuan untuk menyerap kemajuan teknologi bidang pertanian yang berkembang di sekitarnya.

Prof Windia menambahkan, subak juga mempunyai kekuatan yang mampu beradaptasi dengan dinamika budaya yang dianut pendukungnya, disamping menata organisasi yang bersifat fleksibel, sesuai kondisi lingkungan sekitarnya.

"Jika kekuatan subak itu dapat diberdayakan secara maksimal akan mampu menjadikan organisasi pengairan tradisional itu menghadapi berbagai kebijakan yang mungkin dapat merugikan, sehingga keberadaan subak di Bali akan dapat berlanjut," ujar Prof Windia.(*/ADT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012