PT Alam Hijau Anagata melakukan soft launch Token AHA yang diperkerkenalkan kepada masyarakat sebagai token kripto asli Indonesia yang mendukung proyek transisi energi ramah lingkungan.

"Kami memilih mengadakan acara di tanggal 22 April ini karena bertepatan dengan peringatan hari bumi. Pada momen ini, Token AHA juga semakin konsisten mengukuhkan diri sebagai token kripto asli Indonesia yang berkontribusi pada proyek transisi energi ramah lingkungan," ujar CEO PT Alam Hijau Anagata, Aswin Regawa di Kabupaten Badung, Jumat (22/4).

Ia mengatakan, token AHA dikembangkan dengan sistem yang terdesentralisasi, menggunakan decentralized yield-generation utility eco-token, yang berbasis pada teknologi Binance Smart Chain (BSC).

Pihaknya memilih jaringan BSC dengan pertimbangan sebagai salah satu jaringan terbesar dan dalam perhitungan mereka.

"Holder Token AHA selain komunitas cryptocurrency juga komunitas peduli lingkungan atau valued investor yang mungkin belum pernah memiliki aset kripto dan menjadikan Token AHA sebagai investasi pertama mereka di cryptocurrency," katanya.

Baca juga: Yayasan Puri Kauhan Ubud: Penanaman pohon Tandur Taru Urip dimulai dari Desa Pinggan

Aswin Regawa menjelaskan, token AHA memiliki visi sebagai akselerator transformasi hijau di Indonesia melalui green energy project, green environment project, dan green sustainability project, sebagai ekosistem dasar namun bernilai komersial pengembangan platform karbon.

Hal itu menurutnya selaras dengan slogan KTT G20 yang akan diselenggarakan di bali “Recover Together, Recover Stronger” dan mendorong pertumbuhan yang inklusif, people-centered, serta ramah lingkungan.

"Dimulai dari Indonesia Token AHA mempunyai visi mendukung proyek hijau dengan nilai ekonomi berkelanjutan, bahkan sampai wilayah Asia Tenggara di masa mendatang. Bersama Token AHA, mari berkolaborasi dan terus bermanfaat bagi bumi," ungkap Aswin.

Selaras dengan visi dan misinya, Token AHA juga berkolaborasi dengan Yayasan Temanmu Peduli Bangsa telah  menjalankan beberapa rangkaian acara seperti penanaman ribuan mangrove, di kawasan Serangan Denpasar, Buleleng serta di Pantai Telaga Waja, Tanjung Benoa Kabupaten Badung.

Kegiatan penanaman mangrove itu melibatkan berbagai kalangan seperti mahasiswa dari beberapa universitas, prajurit TNI serta
sejumlah elemen masyarakat pecinta lingkungan di Bali.

Aswin menambahkan, pada kegiatan soft launch itu, pihaknya juga mengedukasi berbagai elemen masyarakat tentang betapa pentingnya menjaga keberlangsungan bumi dan kehidupan di dalamnya.

Kegiatan peluncuran itu juga menjadi ajang silaturahmi para ‘Anagatarians,’ yaitu perpaduan komunitas go green dengan komunitas kripto, juga para pengusaha dan calon investor.

"Melalui berbagai kegiatan yang kami lakukan, Token AHA ingin merangkul masyarakat, komunitas, maupun para stakeholder, untuk terus bertumbuh dan peduli pada bumi," ujarnya.

Baca juga: BKPM: peta investasi RI konsisten dengan isu lingkungan di G20

Nantinya, Token AHA juga akan mengembangkan NFT untuk mendukung ekosistem hijau Anagata seperti membership, carbon certification atau bahkan green art NFT.

Token AHA memiliki visi sebagai akselerator transformasi hijau di Indonesia melalui green energy project, green environment project, dan green sustainability project, sebagai ekosistem dasar namun bernilai komersial pengembangan platform karbon.

Tidak hanya di Indonesia, Token AHA juga akan mendukung proyek hijau dengan nilai ekonomi berkelanjutan, sampai di wilayah Asia Tenggara di masa mendatang.

Chief Finance Officer PT Alam Hijau Anagata Tedi Salvani mengungkapkan, berfokus kepada reduksi CO2, PT Alam Hijau Anagata tak hanya melakukan kegiatan penanaman mangrove, namun juga memperkuat peluang bisnis dalam pemasangan Solar Panel (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).

"Melalui panel surya, cahaya matahari ditangkap dan diubah menjadi energi listrik. Tenaga surya bisa menurunkan emisi CO2 dan polusi, sehingga energi listrik yang dihasilkan merupakan energi yang ramah lingkungan," katanya.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022